
Sidoarjo- Bakal Calon Bupati Sidoarjo Kelana Aprilianto menduduki urutan pertama dalam rilis survei lembaga Indonesia Strategic Research & Consulting (ISRC), Minggu (8/3/2020). Sementara Ahmad Mudhor Ali dalam survei ini meneduduki urutan ke dua. Kemudian disusul oleh Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin.
Hasil Survei ini sangat mengejutkan pasalnya, beberapa waktu lalu survei juga dilakukan oleh Alvara Research Center, urutan pertama ditempati oleh A Mudhor Ali.
Namun demikian ISRC Menegaskan bahwa survei yang dilakukan pihaknya adalah independent murni dibiayai oleh lembaganya sendiri. Hal itu ditegaskan oleh Ahmad Jalalludin Direktur ISRC kepada lenteratoday.com.
"Survei ini dilakukan secara independen dan dibiayai oleh lembaga sendiri" Tegas Jalal.
Pihaknya melakukan survei sejak 20-29 Pebruari 2020 dengan 1000 responden yang tersebar di seluruh Kecamatan di Sidoarjo.
Dalam riset ini, metode pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling atau bertahap secara acak yang meliputi 18 kecamatan di Sidoarjo. Dari seluruh kecamatan yang ada menjadi sampel, diambil secara acak unit di bawahnya, yaitu: kelurahan dan desa, RW serta RT hingga terpilih responden yang akan diwawancarai (tatap muka) secara acak dan memenuhi kriteria pemilihan sampel secara statistik. Tingkat kesalahan atau margin of error sebesar ±3 %=dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%." Jlentreh Jalal.
Menariknya, salah satu temuan menarik riset ini berkaitan dengan ketidakpuasan publik Sidoarjo yang sangat tinggi terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Terekam dalam survei, 74,4 persen responden menyatakan tidak puas dengan kinerja Pemkab Sidoarjo. Hanya 16,0% menyatakan puas, sisanya 10,6% tidak tahu.
Sementara sektor-sektor yang menjadi pemicu ketidakpuasan warga Sidoarjo, paling tinggi berkaitan dengan persoalan kemacetan dan lalu lintas (67,4%), infrastruktur dan kondisi jalan yang kurang bagus juga jadi keluhan utama (66,2%). “Kemudian persoalan kemiskinan dan kesejahteraan rakyat (59,63%), faktor pengangguran dan peluang kerja, serta kesehatan (56,06%) dan penanganan sampah menjadi sumber ketidakpuasan pula,” Papar Jalal.

"Jika Pilihan Kepala Daerah dilakukan hari ini maka pemenangnya adalah Kelana Apriliato" ujarnya.
Kelana menempati urutan pertama berdasarkan Popularitas dan elektabilitas.
Popularitas Kelana mencapai 55,1 % sedangkan Elektabilitasnya mencapai 12,5%.
Lanjut Jalal, "indaktor Popularitas menurut hasil Surve berdasarkan 1. Pemberitaan dimedia, 2. Baliho outdoor 3. Media Sosial (Medsos)" terangnya.
Sementara, sembilan kandidat kepala daerah Sidoarjo yang mendapatkan perolehan prosentase popularitas tertinggi: Kelana Aprilianto (55,4%), A Muhdlor Ali (54,4%), Nur Ahmad Syaifudin (50,7), disusul Bambang Haryo Soekartono (49,5 persen), M Taufiqulbar (45,2%), M Amir Aslichin (42,66%), Sullamul Hadi Nurmawan (20,6%), M Bahrul Amig (12,4%), serta politisi Gerindra Hidar Assegaf dengan tingkat pengenalan 9,67 persen.
Meski beberapa bakal calon bupati/wakil bupati Sidoarjo sudah mendapatkan popularitas lebih dari 50 persen, akan tetapi tingkat keterpilihan (elektabilitas) mereka semuanya masih di bawah 15 persen. Kelana Aprilianto dan Bambang Haryo Soekartono memuncaki perolehan elektabilitas dengan 12,4% dan 11,2%. Disusul kemudian dengan A Muhdlor Ali (8,4%) dan M Taufiqulbar (7,2 persen).
Selanjutnya baru Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin dengan elektabilitas 6,9%, dan M Amir Aslichin (IIn) dengan tingkat keterpilihan 6,7 persen. Tiga kandidat terakhir Sullamul Hadi Nurmawan (3,6%), M Bahrul Amig (1,7%), dan Hidar Assegaf 1,2 persen,
“Sebenarnya nama-nama yang kami survei lebih dari sembilan orang. Tapi tingkat elektabilitasnya kurang dari 1 persen, sehingga tidak ditampilkan di sini,” kata Jalal.
Direktur Riset ISRC ini juga menyampaikan, kasus tangkap tangan terhadap Bupati Sidoarjo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi sangat kuat pengaruhnya pada masyarakat. Lebih dari 75 persen responden menyatakan hal tersebut sangat berpengaruh, dan hanya 11,6 persen yang mengatakan tidak berpengaruh.
“Jadi selain soal ketokohan dan kualitas calon, dari survei kami, para kandidat yang bersih dari unsur korupsi, kolusi dan nepotisme, akan lebih dipertimbangkan untuk dipilih masyarakat,” pungkas Jalal. (Pin)