19 April 2025

Get In Touch

Transaksi OPOP Expo Capai Rp 1,9 Miliar

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menjadi meninjau salah satu stan pada OPOP Expo di Gresik.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menjadi meninjau salah satu stan pada OPOP Expo di Gresik.

GRESIK (Lenteratoday) – Selama 3 hari pelaksanaan One Pesantren One Produk (OPOP) Expo di Icon Mall Gresik, yaitu sejak 26-28 November berhasil mencatat nilai transaksi hingga Rp 1.950.289.000. Jumlah pengunjung pun mencapai 30.317 orang. Untuk itu, hadirnya OPOP ini diharapkan memberikan penguatan pada produktifitas ekonomi dan kemandirian pesantren.

“Ekosistem (OPOP) adalah santripreneur, pesantrenpreneur, dan sociopreneur. Ini tiga elemen ini yang kita harapkan akan terus memberikan penguatan dari hadirnya Pesantren sebagai embrio penguatan produktifitas ekonomi yang akhirnya bisa mendorong kemandirian Pesantren,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa setelah menutup OPOP Expo di Icon Mall Gresik, Minggu (28/11/2021).

Dia menandakan bahwa, selain ekosistemnya sudah disiapkan, juga sudah ada Training Center. Saat ini, lanjut Khofifah, yang dimembutuhkan adalah konektifitas dari kurasi produk-produk UKM dari pesantren.

Untuk itu, saat ini BI sudah memiliki rumah kurasi, kemudian Kementerian Perdagangan memiliki ekspor center, sedangkan Pemprov Jawa Timur sudah menyiapkan lembaga yang bisa membantu sertifikasi dari pendampingan UMKM dan itu sudah di dalam sertifikasi BNSP.

“Kita punya target 2003 akan ada 1000 produk yang dilahirkan dari pesantren. Yang tadi dibagi adalah katalog dari produk OPOP. Jadi ada 150 (Produk) di dalam katalog, tapi sebetulnya sudah ada 450 produk hari ini,” tadasnya.

Khofifah mengatakan bahwa 150 produk dalam katalog tersebut merupakan produk yang sudah dikurasi. Sehingga masih ada 300 produk yang belum sempat dikurasi. Kemudian, setelah itu berupaya memenuhi target 1000 produk pada 2023. Jika sudah terpenuhi makan diharapkan aksesnya bagus di dalam maupun di luar negeri.

“Saya rasa kita bisa melebihi target 1000 item atau produk pada 2023. Kita bersyukur bahwa Pomosda Nganjuk sudah mengekspor produknya, yang itu akan menjadi inspirasi dan penguat dari seluruh energi yang dimiliki oleh Pesantren. Bahwa dari kemampuan pesantren untuk mengolah dan mengekspor produknya. Saya rasa Pomosda akan menjadi referensi bagi pesantren-pesantren yang lain,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Andromeda Qomariyah, mengatakan bahwa dalam pameran tersebut ada 33 stan. Selain itu juga dimeriahkan dengan rangkaian acara pameran, mulai dari Talkshow Pembiayaan, Sosialisasi OPOP Smart, Pesantren, dan Aplikasi Santri dari Bank Indonesia, Konsultasi Produk Halal dari OPOP Training Center Universitas NU Surabaya dan (International Council for Small Business) ICSB Jatim. kemudian ada juga kegiatan Literasi Keuangan dari OJK Regional Jawa Timur .

Sedangkan produk yang dihadirkan seperti produk air mineral dalam kemasan, kripik pisang, kripik singkong, rengginang, batik, legend trend, telur asin, kosmetik berbahan herbal serta bahan pangan organik dan lainnya.

“Omset mencapai Rp.1.950.289.000, termasuk ekspor bubuk janggel (corn cob powder) sebanyak 10 ton ke Jepang dari Pesantren Pomosda Nganjuk,” katanya.

Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi rembug nyekrup antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perbankan, Perguruan tinggi, Media serta stakeholder lainnya dalam upaya meningkatkan kemandirian Pesantren yang juga ditandai dengan pelepasan secara virtual ekspor bubuk janggel dan launching ritel truck OPOP yang akan menjadi wadah pemasaran produk – produk Pesantren maupun alumni Pesantren di Jawa Timur

Pada kesempatan ini, dilakukan pula penandatanganan nota kesepahaman antara OPOP Jawa Timur dengan PT. Pertamina (Persero) Tbk. serta dengan PT. Inteligensia Grahatama (KEK Singhasari), kedua nota kesepahaman ini diharapkan dapat mengakselerasi program OPOP Jawa Timur dalam pengembangan ekonomi berbasis pesantren melalui para santri, pondok pesantren, dan alumni pesantren agar mampu mandiri secara ekonomi dan sosial melalui pendekatan yang strategis dan inovatif dan mengoptimalkan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Kegiatan OPOP Expo ini sekaligus dapat menunjukkan pada masyarakat lebih luas bahwa Pesantren memiliki potensi yang besar untuk dapat menyejahterakan masyarakat. Tidak hanya karena memiliki sumber daya manusia yang banyak dan begitu solid, sosok para kyai yang begitu berpengaruh, namun juga memiliki potensi – potensi bernilai ekonomi tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik santri, alumni maupun masyarakat di lingkungan pesantren, sehingga Pesantren Berdaya, Masyarakat Sejahtera yang menjadi cita – cita Pemerintah Provinsi melalui OPOP dapat terwujud,” katanya. (*)

Reporter : Lutfiyu Handi

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.