27 April 2025

Get In Touch

Gubernur Khofifah : Perawat Harus Menguasai Teknologi Digital

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat menutup Musyawarah Wilayah 10 PPNI Jawa Timur di Malang, Sabtu (27/11/2021) malam.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat menutup Musyawarah Wilayah 10 PPNI Jawa Timur di Malang, Sabtu (27/11/2021) malam.

MALANG (Lenteratoday) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengharapkan para perawat meningkatkan kemampuan mereka dalam penguasaan teknologi digital. Hal ini menjadi cukup penting karena transformasi digital adalah sebuah keniscayaan dan kebutuhan.

“Bukan hanya skill terkait dengan layanan kesehatan (yang harus ditingkatkan), tapi juga skill terkait dengan transpfirmasi digital. Hal-hal seperti ini akan terus kita hadapi,” pesan Gubernur Khofifah saat menutup pelaksanaan Musyawarah Wilayah 10 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur di Hotel Aria Malang, Sabtu (27/11/2021) malam.

Lebih lanjut dia menandaskan bahwa kebutuhan akan teknologi digital semakin hari akan semakin naik. Demikian juga dengan alat kesehatan juga akan berbasis hitech (hight Technology) dan ini harus di-upgrade. Maka nantinya kebutuhan perawat yang menguasai teknologi ditigal juga akan semakin dibutuhkan. Demikian juga dengan para dokter spesialis.

Dalam penanganan Covid-19, Gubernur Khofifah juga menyingung tentang susahnya menyiapkan ICU. Sebab dalam penyiapan ICU juga dibutuhkan pera perawat yang professional dan mampu menguasai teknologi kedokteran yang semakin canggih. “Pak dokter Kohar ini biasanya memagangkan dulu selama dua minggu, karena selain banyak peralatan yang cukup canggih maka harus dipersiapkan mental canggih juga,” katanya.

“Pada saat kita mengalami kasus secara eksponensial, ICU kita cukup tinggi BOR-nya, karena memang tidak mudah menyiapkan ICU. Bayak yang punya ventilator, tapi tidak masimal karena terbatasnya perawat yang mengerti itu. Harus ada lompatan-lompatan dan sill khusus untuk memberikan pelayanan terbaik,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga penyampaikan apresiasinya pada dedikasi dan perjuangan para perawat dalam mengatasi pandemi Covid-19. Pekerjaan perawat juga tidak kenal waktu baik siang maupun malam harus siap melayani pasien Covid yang datang. Bahkan di antara mereka ada yang sampai tidur di lorong-lorong rumah sakit karena kecapekan. Selain itu, banyak juga perawat yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Sementara itu, Ketua DPW PPNI Jatim, Prof Nur Salam mengharapkan pemerintah bisa memberikan fasilitasi bagi para perawat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak termasuk di luar negeri. “Di Jatim ada 56 institusi keperatwan. Kalau ada 50 lulus tiap institusi sudah berapa yang lulus. Maka, ini menjadi suatu yang luar biasa kalau nanti Bu Gub mengikutkan dalam kegiatan pelatihan untuk bisa bekerja di  luar negeri. Dan kami berharap Pak Kadinskes supaya perawat ini bisa mendapatkan pekerjaan yang layak seperti di Timur Tengah maupun Jepang,” katanya.

Dia juga mengucapkan banyak terima kasih pada Gubernur Jatim yang telah memberikan banyak kebijakan yang manyentuh para perawat. Diantaranya adalah terkait dengan program Ponkesdes yang melibatkan para perawat serta mengusahakan gaji mereka layak.

Di tempat yang sama Ketua umum PPNI Dr Arif Fadilah juga memuji program Ponkesdes yang mampu menjadi stimulus bagi daerah lainnya dengan nama lain. “Hal itu juga sejalan dengan program kami yaitu OVON, one village one nurse,” katanya.

Bahkan program OVON sudah disambut baik oleh Menteri Kesehatan. Serta sudah melakukan penandatanganan MoU dengan Mendagri. “Jadi, terinspirasi Ponkesdes ini beberapa daerah mulai mencontoh, saya apresiasi sekali dengan Jatim,” tandasnya. (*)

Reporter : Lutfiyu Handi

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.