23 April 2025

Get In Touch

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemkot Madiun Gelar Rakor

Kegiatan saat rapat Forkopimda di Gedung GCIO Kota Madiun,(foto: Pamula Yohar.C)
Kegiatan saat rapat Forkopimda di Gedung GCIO Kota Madiun,(foto: Pamula Yohar.C)

MADIUN (Lenteratoday) - Curah hujan meningkat, Kota Pendekar bersiap lakukan antisipasi banjir. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun gelar rapat Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (Forkopimda) guna antisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang dilakukan di Gedung Government Chief Information Officer, Selasa (16/11/2021).

Wali Kota Madiun, Maidi, yang memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) tersebut mengungkap, wilayah Kota Madiun yang berada di dataran rendah itu, rawan akan banjir dan air kiriman. Untuk itu, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bersinggungan secara langsung dengan penanggulangan bencana diinstruksikan untuk siaga 24 jam. Diantaranya, Kelurahan Tawang, Kelurahan Kelun, dan Kelurahan Klegen. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya antisipasi jika terjadi hal yang tidak di inginkan.

"Setelah kita lihat ramalan cuaca dan curah hujan tinggi kita segera lakukan antisipasi, karena kota ini dataran rendah. Untuk antisipasi cepat, OPD bersiaga 24 jam di lokasi rawan banjir," ujar Maidi saat memimpin Rakor Forkopimda.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Pemkot Madiun itu memaparkan kesiapan antisipasi bencana banjir di pusat kota telah dilakukan jauh-jauh hari. Diantaranya, perbaikan drainase, penanaman pohon, persiapkan pompa air, pengelolaan sampah produktif, hingga mendirikan tenda darurat di setiap titik yang dinilai rawan banjir. Untuk itu, jika terjadi genangan air semua tim sudah bersiap lakukan penanggulangan.

"Air yang turun di kota ini harus kita selesaikan, di samping air kiriman. Kalau air kiriman, sungai yang di tepi kota tanggul sudah kita naikan, sedimentasi kita keruk, sampah kita buat produktif," imbuh Maidi.

Disisi lain, untuk meminimalisir resiko terjadinya bencana banjir, Wali Kota Madiun yang juga mantan Sekretaris Daerah turut mengimbau, agar kesadaran masyarakat untuk mengelola lingkungan dilakukan dengan lebih pro aktif. Yakni, dengan melakukan kerjabakti dilingkungan.

"Masyarakat harus lebih peduli di lingkungan sendiri, artinya juga tanggap dengan situasi dilingkungan. Kalau ada parit yang tersumbat ya segera kerjabakti dibersihkan" tandasnya.

Perlu diketahui, Kota Madiun yang masuk dalam dataran rendah, sebelumnya sempat menjadi langganan banjir di beberapa titik. Kendati demikian, seiring dengan pembangunan yang berlangsung di Kota Pendekar, intensitas air yang tinggi penyebab banjir di pusat kota dapat lebih ditekan. (*)

Reporter : Pemula Yohar C

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.