21 April 2025

Get In Touch

Kiat Wagub Emil Tingkatkan Branding dan Marketing Kentang Organik Jatim

Wajik Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, saat panen raya kentang di Pasuruan.
Wajik Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, saat panen raya kentang di Pasuruan.

PASURUAN  (Lenteratoday) – Sebagai upaya branding dan meningkatkan marketing kentang organik asal Jatim, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, sepakat memberinama kentang dari Lereng Gunung Bromo dengan nama Kentang Tombro atau Kentang Tosari-Bromo.

Lebih lanjut, Emil menandaskan bahwa potensi holtikultura berupa kentang dari Pasuruan ini sangat besar. Namun demikian getap ada tantangan yaitu memperkenalkan ke wilayah di luar. “Jadi memang harus ada branding dan edukasi bagaimana proses marketing berlangsung untuk meningkatkan nilai jual yang ada," ujar Wagub Emil saat menghadiri Panen Raya Kentang Organik di Desa Pusung Malang, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (11/11/2021).

Wagub Emil mengatakan, salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan memberi nama kentang tersebut. Dengan harapan kentang lokal ini semakin dikenal masyarakat luar. "Jadi Gus Irsyad (Bupati Pasuruan H.M. Irsyad Yusuf) tadi sudah lapor kalau beliau ini mengajukan pemberian nama untuk kentang Pasuruan ini, yakni Kentang Tombro atau Kentang Tosari-Bromo. Ini unik dan bisa dijadikan branding baru agar orang-orang tertarik dengan kentang di sini," terangnya.

Selain itu, Wagub Emil menganjurkan adanya peningkatan produksi dan produktivitas buah, sayuran, tanaman obat dan florikultura, serta pengembangan diversifikasi pangan lokal dengan stabilisasi pasokan komoditas hortikultura, pengembangan Smart Farming dan pemanfaatan Screen House.

"Lebih bagus lagi kalau ada pengembangan korporasi petani dan digitalisasi sistem informasi hortikultura untuk meningkatkan volume ekspor, menambah ragam komoditas ekspor dalam bentuk produk olahan hasil UMKM Hortikultura, serta menambah akses pasar," lanjutnya.

Meski begitu, mantan Bupati Trenggalek tersebut mengaku bahwa akan ada tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat untuk melakukan branding dan marketing yang sesuai dengan kebutuhan jaman. Maka dari itu, harus ada intervensi dari pemerintah untuk mewujudkannya.

"Memang perlu ada intervensi dari pemerintah, bagaimana kita mengedukasi masyarakat dan memfasilitasi hal-hal mendasar seperti publikasi. Insya Allah, setelah ini akan dibicarakan oleh pihak-pihak terkait untuk pengajuan nama kentang dan kebijakan yang ada," tambahnya.

Senada dengan Wagub Emil, Bupati Pasuruan Irsyad mengatakan, Pemkab Pasuruan memang telah menyiapkan program kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan petani.

"Saat ini telah berjalan pemberian bibit unggul untuk petani. Lalu ada pula relokasi dan penyempurnaan balai desa untuk bisa dimanfaatkan oleh warga, termasuk kelompok tani. Nantinya di balai desa tersebut dapat diadakan kelas pembekalan untuk penambahan skill kelompok masyarakat," tuturnya.

Sebagai informasi, potensi pengembangan kentang di Jawa Timur meliputi luas tanam sebesar 11.014 hektar, luas panen 12.980 hektar dan produksi sebesar 257.249 ton dengan daerah sentra pengembangan di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Magetan, Blitar, Lumajang dan Kota Batu.

Untuk Kab. Pasuruan sendiri, potensi pengembangan kentang saat ini meliputi luas tanam 5.356 hektar, panen 5.672 hektar dan produksi 151.566 ton.

Acara Panen Raya Kentang ini merupakan bagian dari Kampanye _Back to Nature_ yang diadakan oleh PC Pergunu Raya dengan LSM Lingkar Bromo. Di mana, di dalamnya berisikan dialog interaktif antar kelompok masyarakat, termasuk petani dan peternak, dengan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian lokal.(*)

Sumber : Humas/adv

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.