20 April 2025

Get In Touch

Ketua Apvokasi Jatim dan Pengusaha: Banyak Peluang Usaha di Tengah Hantaman Corona

Ketua Ketua Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Apvokasi) Jatim, Dr Ir Jamhadi, MBA. Foto : Surya Lentera.
Ketua Ketua Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Apvokasi) Jatim, Dr Ir Jamhadi, MBA. Foto : Surya Lentera.

SURABAYA (Lenteratoday) - Tak perlu berpatah asa, sebab masih banyak peluang usaha yang bisa berkembang di tengah pandemi corona. Optimisme tersebut digaungkan Ketua Ketua Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Apvokasi) Jatim dan pengusaha, Dr Ir Jamhadi, MBA.

Pandemi Covid 19, bukan berarti harus berpangku tangan. Berbegai kegiatan ekonomi tetap bisa berjalan, meskipun pelan, tidak seperti saat kondisi normal. Bahkan di tengah keberhasilan pemerintah menekan laju penularan corona, indikator ekonomi mulai mencatatkan pertumbuhan positif. Seperti misalnya investasi dan perdagangan, meski sektor pariwisata belum sepenuhnya pulih.

Hal tersebut dinilai Jamhadi sebagai kesuksesan program Pemerintah pusat dan daerah yang telah mengalokasikan porsi besar dalam APBN/APBD untuk mendukung pemulihan ekonomi dan kesehatan.

CEO PT Tata Bumi Raya ini juga menuturkan tidak semua sektor usaha mengalami kebangkrutan. Tetapi masih banyak sektor yang menurutnya masih berkembang dan tetap jalan di tengah wabah ini. “Salah satunya pada sektor pertanian. Menurut data akibatnya pandemi sektor ini naik 2,4 persen,” ujarnya.

Ada juga sektor ICT (Infomation and Communication Technologies,red). Sebelum pandemi perkembanganya sekitar 8%,  setelah masa pandemi menjadi 11%. Menurut Jamhadi itu wajar, sebab di masa pandemi semua diwajibkan untuk daring. “Everything we can do dari internet, tinggal pengirimannya sekarang sudah sangat gampang mau lewat logistik a,b, c gampang tidak ada yang susah,” tegasnya.

Jamhadi yang menjabat menjadi Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) Kota Surabaya itu menyerukan optimisme pemulihan di tengah pandemi."Mari menjalani kehidupan dengan optimisme meski sedang menghadapi pandemi Covid-19. Yakinlah, pandemi segera berakhir dengan tetap menjalani kegiatan sesuai protokol kesehatan," ujar

Ia mencatat, sebelumnya pemerintah pusat dan daerah telah mengalokasikan porsi besar dalam APBN untuk mendukung pemulihan ekonomi dan kesehatan.Dukungan itu, berupa subsidi bunga untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp34,15 triliun, dan insentif pajak Rp28,06 triliun.

Pemerintah, juga menggelontorkan anggaran penjaminan untuk kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp6 triliun.Tidak hanya untuk UMKM, pemerintah mengalokasikan anggaran mendukung korporasi, seperti pemberian insentif pajak sebesar Rp34,95 triliun, penempatan dana pemerintah di perbankan restrukturisasi debitur UMKM sebesar Rp 35 triliun.

"Pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebagai upaya pemulihan kesehatan sebesar Rp214,9 triliun serta perlindungan sosial masyarakat berjumlah Rp187,8 triliun. Juga ada program sosial lainnya, seperti program keluarga harapan, kartu sembako, dan lain-lain," katanya.

Untuk sektor perdagangan, Jamhadi mengakui bahwa ada kabar baik, yakni neraca perdangan Indonesia pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar 2,59 miliar dolar AS.

Berdasarkan negara mitra dagang, Indonesia mengalami surplus terbesar dengan Amerika Serikat yakni mencapai 1,27 miliar dolar AS, Filipina 533 juta dolar AS, dan Malaysia 397,5 dolar AS.

"Ekspor di dunia itu sebagian besar atau 90 persen lewat jalur laut, sebanyak 40 persen dari Indonesia. Artinya, Indonesia patut dibanggakan karena perdagangan berkontribusi positif," kata Jamhadi.

Jamhadi mengatakan bahwa saat ini Surabaya telah memasuki PPKM level 1. Artinya pemulihan ekonomi harus segera dilakasanakan. Salah satu cara yaitu penerbangan harus pulih. Transportasi publik harus normal.

“Kalau orang, menjalani traveling terjadi croos border antar wilayah, disitu lah hidupnya ekonomi. Simpelnya itu akan perlu kamar, fashion, makan, bahan baku bisinis selama tidak dilakukan maka yang terjadi tidak akan bertahan,” ujarnya.

Repoter: Maria Endang/Rahmad Suryadi/Ardini

Editor: Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.