
PANDEMI Covid-19 tak hanya mengancam kesehatan warga, tapi semua sendi kehidupan juga ikut ‘sakit’. Berbagai stimulus pun diberikan pemerintah. Di Jawa Timur (Jatim) misalnya, ada refocusing anggaran hingga Rp 200 miliar untuk menanggulanginya. Ketua DPRD Jatim, Kusnadi pun menegaskan Jatim Bangkit bukan sekadar jargon, tapi keyakinan bila negeri ini mampu pulih dan bertumbuh.
Datangnya Covid-19 menghancurkan seluruh sendi kehidupan. Tidak hanya berdampak pada kesehatan saja namun resesi ekonomi pun lebih parah dibandingkan dengan krisis monter 1998. Seluruh elemen pun dipaksa untuk melakukan berbagai upaya penanggulangan. Anggaran pemerintah juga harus terkuras besar-besaran.
“Memang ini suatu musibah yang tidak diduga dan wabah Covid-19 ini mengharubirukan kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Begitu Covid-19 itu muncul pada awal tahun lalu, Maret 2020 lalu, itu saya rundingkan dengan Pimpinan dan ketua fraksi, dan kemudian kami sepakati bahwa rakyat sedang susah,” kata Ketua DPRD Jatim, Kusnadi.
Keputusan besar di buat kalangan wakil rakyat ini, diantaranya mereka turun mendampingi rakyat, memberikan penguatan pada rakyat kecil yang paling terdampak kondisi ini. Kebijakan lainnya adalah dengan pemangkasan atau merefokusing anggaran yang cukup banyak. Setidaknya, anggaran harus dilepas untuk refocusing mencapai hampir Rp 200 miliar.
Kebanyakan anggaran yang dipangkas adalah anggaran untuk kunjungan kerja dan anggaran makanan minuman. Selama pandemi Covid-19, anggota DPRD tidak ada yang melakukan kunjungan kerja keluar daerah. Kunjungan kerja hanya dilakukan pada kondisi yang cukup penting dan serta kunjungan ke daerah pemilihan masing-masing untuk menjaring aspirasi.
Dari hasil aspirasi masyarakat itu menemukan banyak fakta di lapangan untuk kemudian disampaikan ke eksekutif supaya dilakukan tindak lanjut. Sebab, dari pandemi ini yang paling terdampak adalah masyarakat kecil. Maka, orientasi DPRD adalah bagaimana mempertahankan kemampuan masyarakat untuk tetap survive.
Supaya roda kehidupan mereka tetap berjalan, salah satunya adalah memberikan bantuan umum dengan bantuan perodalan dan sosial, kemudian melakukan kegiatan padat karya di desa supaya mereka yang kehilangan pekerjaannya itu masih bisa bekerja.
“Karena kita sadari betul tingkat mengangguran terbuka kita melonjak dan kemiskinan juga melonjak akibat Covid-19. Maka, kita melakukan program yang memang itu bisa membantu kehidupan mereka sehari-hari, yang memang tidak bisa sebanyak jalau mereka mendapakan rizki pada saat belum ada Covid-19 ini,” tandasnya politisi PDI Perjuangan ini.
Dia menjelaskan bahwa prinsip di DPRD Jatim ini sederhana saja, masyarakat kecil harus dibantu. Untuk provinsi, bantuan lebih menyasar pada sektor UMKM, sebab untuk bantuan berbasis keluarga sudah dilakukan pemerintah pusat. “Pengusaha pada UMKM kita bantu permodalan mereka. Memang tidak banyak dan tidak bisa banyak kalau se-Jatim dibantu semua ya bisa jebol. Mereka yang betul-betul berharap sekali ya kita bantu Rp 2,4 juta,” tandasnya.
Di sisi lain, DPRD Jatim juga terus mendorong tercapainya herd immunity. Bahkan tidak hanya target 70%, namun jika memungkinkan maka Jatim harus mencapai target 100% herd immunity. Kusnadi mengatakan bahwa keinginan tersebut sudah disampaikan ke Gubernur Jawa Timur dan Menteri Kesehatan.
“Maka vaksinasi ini terus kita jalankan dan vaksinnya ada maka harus kita pakai. Cuman yang kita himbau pada masyarakat bahwa vaksinasi tidak 100% memberikan kekebalan pada kita, yang penting harus menggunakan protkes ini, pakailah masker sering sering cuci tangan,” pesannya.
Kemudian, dorongan lainnya adalah melalui tagline Jatim Bangkit. filosofi dari Jatim Bangkit adalah semangat untuk bangkit dan pandemi ini akan berakhir. Semua pihak akan memberikan dorongan pada masyarakat bahwa Covid-19 ini akan berakhir, sehingga masyarakat jangan putus asa. Kemudian mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif untuk menjaga keluarganya masing-masing.
Dia menegaskan bahwa peran serta masyarakat dalam memberantas Covid-19 ini sangat penting. Tanpa peran serta masyarakat, pemerintah tidak akan bisa mengentasi masalah ini. “Covid -19 ini hanya bisa diatasi oleh seluruh rakyat Indonesia. Partisipasi masyarakat adalah dengan vaksin dan protkes,” pungkasnya. (*)
Reporter: Lutfiyu Handi
Editor: Widayawati