20 April 2025

Get In Touch

Ahmad Syaikhu Apresiasi Penolakan RUU HIP

Anggota DPR RI Komisi I, Ahmad Syaikhu, saat menyampaikan materi 4 pilar Bangsa.
Anggota DPR RI Komisi I, Ahmad Syaikhu, saat menyampaikan materi 4 pilar Bangsa.

SUMENEP (Lenteratoday) - Anggota DPR RI Komisi I, Ahmad Syaikhu l, mengucapkan terimakasih pada masyarakat yang telah menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Menurutnya, Pancasila dan juga UUD 45,  NKRI, serta Bhinneka Tunggal Ika sudah final.

"Kami berterima kasih kepada masyarakat, ormas seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain. Juga para kiai  dan MUI. Akhirnya RUU itu dicabut," katanya dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RIdi Sumenep Madura, Sabtu (25/9/2021).

Syaikhu menyampaikan bahwa implemantasi pilar ini harus terus dikuatkan di masyarakat. Dengan tersosialisasinya 4 pilar ini, ia berharap masyarakat akan punya kepedulian kuat untuk menolak berbagai hal yang mengancam nilai-nilai ini.

Terkait munculnya RUU HIP, dia menilai bahwa hal itu justru mengurai kesepakatan para founding father Indonesia yang menyepakati pancasila dengan 5 sila. Terlebih lagi, dalam RUU HIP tersebut akan memeras Pancasila menjadi 3 sila atau bahkan 1 sila. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Atau diperas jadi ekasila menjadi Gotong Royong.

"Ini kan jadi membingungkan masyarakat," ujar ujar pria yang juga Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini

Untungnya, lanjutnya, masyarakat menolak RUU itu dan meminta pemerintah tidak lagi membahas tentang RUU HIP itu.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa empat pilar MPR merupakan sesuatu diperjuangkan para ulama terdahulu.  Melalui sambungan Zoom, Hidayat menyampaikan nilai-nilai Islam sangat sejalan dengan 4 pilar MPR itu.  Empat pilar itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyayangkan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang seharusnya menguatkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika justru sering memunculkan masalah dan berpotensi memecahbelah masyarakat.

Ia menyampaikan bahwa eberapa saat lalu BPIP menggelar lomba penulisan untuk memperingati hari santri dengan tema yang membenturkan santri dengan pancasila. Seolah-olah santri tidak mau hormat bendera.

"Justru saat ada RUU HIP, BPIP tidak bersuara, padahal jelas-jelas Pancasila akan diperas silanya. Bung Karno saja tidak pernah berkata seperti itu," pungkasnya.  (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.