Potensi Gempa 8,7 SR dan Tsunami 20 an Meter, BMKG dan BPBD Mitigasi Bencana di Pesisir Selatan Jember

JEMBER (Lenteratoday) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Karangkates Malang mendeteksi dini adanya potensi bencana gempa bumi di wilayah pesisir selatan Provinsi Jawa Timur. Bahkan potensi gempa bisa mencapai magnitudo 8,7 skala richter (SR) dan menimbulkan gelombang tsunami.
Bencana tsunami itu diperkirakan mencapai ketinggian ombak bisa mencapai 19 - 22 meter di bibir pantai. BMKG datang ke wilayah Pantai Kecamatan Puger, Jember sebagai lokasi yang dikhawatirkan terdampak bencana tersebut.
"Terkait potensi bencana gempa dan tsunami di pesisir selatan Jawa Timur. BMKG melakukan pemetaan. Kemudian nantinya didapatkan Modelling Tsunami, yang untuk itu harus dicek langsung ke lapangan," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Mamuri, Selasa (21/9/2021).
Untuk Jember dan secara keseluruhan di wilayah selatan pulau Jawa dari pemetaan yang dilakukan, dapat menjadi upaya mitigasi bencana. Tujuannya, untuk meminimalisir dampak bencana jika sampai terjadi.
"Potensi Gempa (bumi) bisa mencapai 8,7 SR. Tapi ini skenario terburuk, bisa terjadi bisa tidak. Ketinggian ombak (jika sampai terjadi tsunami akibat gempa), bisa mencapai 19 - 22 meter di bibir pantai. Waktu tiba bisa 24 - 27 menit setelah terjadinya gempa bumi," terangnya. Sehingga dengan situasi tersebut, lanjutnya, menjadi informasi bagi BPBD Jember untuk meminimalisir terjadinya dampak dari bencana yang terjadi.
BMKG bersama BPBD Jember juga berkoordinasi untuk menentukan lokasi dan jalur evakuasi yang aman. "Sudah disiapkan lokasi evakuasi yang paling aman. Kemudian Kedua (yang dilakukan), jalur-jalur evakuasi seperti yang bisa disiapkan. Namun demikian, pemetaan yang dilanjutkan dengan Modelling Tsunami itu, bukan memastikan terjadinya bencana gempa ataupun tsunami tersebut. Tapi menginformasikan ada potensi (bencana). Jika terjadi, setidaknya (ada langkah penanganan). Jadi pemda dan BMKG ke depannya lebih baik (mengurangi dampak bencana)," tandasnya.
Sementara Plt. Kepala BPBD Jember, M. Jamil mengatakan, pihaknya mengaku bersyukur dengan adanya pemetaan yang dilakukan BMKG tersebut. "Pertama tentu kita perlu mendapatkan informasi yang akurat tentang potensi itu seperti sudah dijelaskan oleh Kepala Stasiun geofisika BMKG Karangkates Malang, kabar akan adanya potensi tsunami dengan ketinggian dan waktu tiba gelombang air. Tentunya kita akan mengambil langkah-langkah terkait dengan semua itu," kata Jamil.
Informasi yang disampaikan oleh BMKG itu, tentunya menjadi upaya mitigasi untuk langkah meminimalisir dampak bencana. Beberapa persiapan yang dilakukan BPBD Jember adalah menyiapkan juga jalur evakuasi, selain itu juga sosialisasi pada masyarakat. (mok)