
PROBOLINGGO (Lenteratoday) – Pandemi covid 19 nyaris melumpuhkan semua sektor, terutama sektor perekonomian dan UMKM. Pendapatan pelaku UMKM mengalami penurunan cukup drastis karena sepinya pembeli.
Agar pelaku UMKM bisa bertahan di masa pandemi Covid-19, sejumlah bantuan digelontorkan pemerintah pusat, provinsi, dan daerah. Bentuk bantuan yang diberikan Pemkot Probolinggo untuk memberdayakan pelaku UMKM, adalah kewajiban bagi dinas-dinas di pemerintahan untuk menggunakan produk UMKM setempat.
"Walikota Probolinggo juga telah menerbitkan SE terkait hal itu, tujuannya untuk membantu UMKM di masa pandemi. Contohnya pengadaan seragam batik pada 2020. Kami memesan batik di kelompok pembatik UMKM Kota Probolinggo," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kota Probolinggo, Fitriawati kepada SURYA, Senin (9/8).
Fitriawati melanjutkan, pihaknya melakukan pendampingan UMKM dalam program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) pemerintah pusat sebesar Rp 2,4 juta. Ada sekitar 19.000 pelaku usaha mikro yang diusulkan mendapat bantuan presiden (banpres) tersebut.
"Realisasi 2020, ada sebanyak 9.875 orang yang sudah mendapatkannya. Pada 2021 kami usulkan lagi yang belum dapat dan UMKM yang baru. Sampai saat ini baru cair 2.730 orang. Info dari pusat, dalam waktu dekat akan dicairkan semua," paparnya.
Fitria menyebutkan, Pemkot Probolinggo juga mengucurkan beragam bantuan kepada UMKM. Antara lain, bantuan peralatan usaha pada 2020 untuk 89 UMKM. Bantuan tersebut akan berlanjut tahun ini. Bantuan stimulus kepada sekitar 300 pedagang Pasar Tugu sebesar Rp 200.000 per orang tersebut disalurkan selama penutupan pasar.
Selain itu, pihaknya berkerjasama dengan toko modern, agar produk UMKM bisa dijual di sana. Selain itu, terdapat gerai Dekranasda yang menjual bermacam produk UMKM.
"Ada pula pelatihan manajemen pengembangan usaha, keuangan dan digital marketing. Kami bekerjasama dengan jasa ekspedisi, di mana pelaku UMKM mendapat potongan 10 persen saat mengirim produk kepada pelanggan," sebutnya.
Fitria mengungkapkan, memang pelaku UMKM terdampak Covid-19. Namun hingga kini belum ada laporan UMKM yang gulung tikar. "Rata-rata, mereka mengalami penurunan penjualan hingga 30 persen," terangnya.
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo, Zulkarnain mengatakan hal serupa. Berbagai bantuan telah disalurkan untuk membantu UMKM di masa sulit seperti sekarang.
Pemkab telah mengusulkan ribuan UMKM dalam program bantuan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). Tak hanya itu, pelaku UMKM mendapat bermacam pelatihan mengenai produksi dan penjualan lewat daring.
"Pandemi Covid-19 memukul para pelaku UMKM. Pemasukan jadi berkurang. Bahkan, beberapa pelaku UMKM banting setir menjual produk lain yang sekiranya tetap laku di masa pandemi Covid-19, seperti masker batik dan lainnya," pungkasnya.(ist)