21 April 2025

Get In Touch

Polres Madiun Salurkan Bantuan Untuk Bangkitkan Kampung Tangguh Semeru

Kapolres Madiun, AKBP. Jury Leonard (tengah), saat menunjukkan sarana dan prasarana yang akan didistribusikan kepada 3 pilar, di Halaman Polres Madiun, Selasa(03/08/2021).
Kapolres Madiun, AKBP. Jury Leonard (tengah), saat menunjukkan sarana dan prasarana yang akan didistribusikan kepada 3 pilar, di Halaman Polres Madiun, Selasa(03/08/2021).

MADIUN (Lenteratoday) - Polres Madiun salurkan bantuan untuk bangkitkan 135 Kampung Tangguh Semeru (KTS) yang ada di Kabupaten Madiun. Sumbangan dari BPBD Provinsi Jatim tersebut diharapkan dapat mengedukasi masyarakat pentingnya KTS di PPKM Level 4.

Kapolres Madiun, AKBP. Jury Leonard memaparkan bahwa KTS merupakan ujung tombak penanganan Covid-19 yang paling dekat dengan masyarakat. Karena didalam KTS terdapat edukatif, filterasi dan penanganan dampak sosial.

"Kalau ada keluarga yang sakit, segera disampaikan ke satgas.
agar dieriksakan. Sebagian besar memang dialami yang lebih tua. Sebagian besar terlambat penanganannya karena terlambat pelaporannya ke KTS," jelas Kapolres Jury saat sambutan Upacara Pendistribusian di Lapangan Tri Brata, Selasa(03/08/2021).

Menurut Jury, adanya KTS sangat memudahkan petugas yang ada di lapangan. Karena di KTS tersedia lumbung pangan dan ruang kesehatan, bahkan ruang karantina. Dengan diaktifkannya KTS, diharapkan angka bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur dapat menurun.

"Adapun bantuan sarana dan prasarana berupa banner himbauan, APD, sarung tangan, masker sepatu, cairan pencuci tangan, cairan desinfektan, mesin semprot, handsanitizer, face shield dan tisu," tuturnya.

Selain KTS, Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan menggunakan aplikasi silacak untuk memutus mata rantai Covid-19. Dimana petugas akan akan melihat daftar warga yang positif dan segera mencari 15 orang kontak erat dari pasien Covid-19.

"Sudah dilakukan sejak Jumat kemarin. Jadi kalau ada yang hasilnya positif, Babin akan mencari 15 orang kontak erat. Sehingga menekan penyebaran," ujarnya.

Jury juga menjelaskan, bahwa isolasi mandiri hanya dilakukan oleh pasien yang memiliki gejala ringan. Itupun berdasarkan analisa petugas kesehatan. Sedangkan apabila gejala sedang, maka akan diisolasi di puskesmas terpadu.

"Setelah dianalisa nanti ketauan. Kalau memang gejala berat ya di RS," tandasnya.(Ger)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.