SURABAYA (Lenteratoday) - Gejala infeksi Covid 19 pada anak lebih ringan daripada orang biasa. Ini bisa terjadi pada gejala sedang hingga dewasa. Hal ini disampaikan Ketua IDAI Jatim, dr. Sjamsul Arief Sp.A (K), Jumat (23/7/2021).
Itulah sebabnya, covid 19 yang menyerang anak anak tidak bisa dianggap sepele. Bisa jadi, anak - anak tidak menunjukkan gejala yang berat, meskipun sebenarnya serangan covid 19 di tubuhnya sudah parah.
Dokter Sjamsul mengatakan, anak-anak memiliki potensi manifestasi klinis yang lebih ringan dan jarang yang memiliki gejala sedang hingga berat.
“Catatan manifestasi pada anak hampir sebagian besar tidak ada gejala dibanding orang dewasa. Reaksi imunologis anak tidak seperti orang dewasa sehingga efeknya kurang,” tambahnya.
Ia meminta pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan sekolah tatap muka mengingat kasus Covid-19 masih tinggi dan anak-anak banyak yang terpapar.
“Dulu itu rame di Surabaya ada wacana pembukaan sekolah. Kita ingin anak-anak jangan sekolah (tatap muka) dulu karena sekarang kondisinya masih buruk. Yang bahaya, kalau misalnya masuk sekolah, tertular lalu membawa penyakit itu ke rumah. Itu yang bahaya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dr Sjamsul juga mengungkapkan, dari 30 anak yang meninggal karena Covid-19, lebih dari 50 persennya berusia kurang dari 45 hari. Selebihnya adalah mereka yang memiliki kormobit atau penyakit bawaan. Data ini disampaikan
“Berdasarkan data kita, lebih dari 50 persen yang meninggal itu periode usianya satu bulan sampai 45 hari. Data kita yang lain, anak-anak yang meninggal sudah punya kormobit, sudah ada penyakit sebelumnya seperti TBC, gangguan otak kronis, ibu mengidap HIV lalu menularkan anaknya dan sebagainya,” kata dr. Sjamsul.
IDAI Jatim juga mencatat, dalam minggu ini, jumlah anak yang suspect Covid-19 di Jatim meningkat 303 anak menjadi 4.794, dan yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 3.876 atau bertambah 168 anak.(ist)
.jpg)
.jpg)
