
SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya untuk menekan angkan penularan covid-19, salah satunya dengan menggunakan sistem cashless pada layanan perhubungan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyu Drajat mengatakan bahwa sistem cashless ini tidak hanya digunakan untuk parkir akan tetapi juga mengarah pada sektor UMKM.
“Nanti kita semua arahnya cashless. Jadi layanan perhubungan nggak cuma parkir, tapi juga angkutan Surabaya pakrir, BTS (Buy The Service) pembayaran terminal dan sentra UMKM,” ujarnya saat ditemui di Taman Apsari, Senin (7/6/2021).
Irvan menerangkan bahwa sistem cashless yang digunakn adalah berupa QR code (QRIS) via ‘mobile banking’ atau jika tidak mempunyai handphone bisa menggunakan kartu seperti kartu e-toll.
“Kami selalu tawarkan orang yang parkir kalau punya mobile banking pakai itu aja. Harusnya bukan sektor perhubungan aja. Idealnya semuanya kita. Kalau online kan sudah ya. Di kios-kios, semua. Idealnya cashless,” jelasnya.
Irvan menjelaskan bahwa gerakan non tunai atau cashless telah menggandeng Bank Indonesia. Untuk itu perlu adanya gerakan serentak mengakampanyekan pembayaran non tunai.
“Sudah menggandeng BI selaku kampanye cahsless ini. Apalagi era pandemi. Barang parkir masih banyak yang tunai bayarnya. Ini perlu gerakan yg serentak.Pak Wali (Eri Cahyadi) mendukung smart city,” jelasnya.
Untuk parkir tepi jalan umum terdapat 150 titik yang memiliki omset tinggi. Parkir tepi jalan tersebut merangsang untuk investasi parkir gedung. Tiap tahun ada banyak yang mengajukan parkir gedung.
“Idealnya jalan itu untuk lalu lintas. Kalo parkir ya mahal dipinggir jalan. Supaya mau investasi lahan parkir. Macet juga kalo parkir pinggir jalan. Rugi juga karena meresahkan pengguna jalan lain,” ujarnya.
“Polusinya juga kerugian lebih besar. Parkir on street akan dihilangkan. Tepi jalan mungkin gapapa untuk bangunan hsitorical. Gapapa kalo di pinggir jalan tapi mahal utk progresif. Tunjungan juga mahal. Di siola sebenarnya udah disiapkan. Tapi mengajak masyarakat jalan sedikit kan nggak mudah. Kami ajak swasta karena aset kita nggak banyak,” pungkasnya. (Ard)