
MALANG, (Lenteratoday) - Dari social experiment yang dilakukan dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya, orang Indonesia dalam dunia maya lebih mudah untuk iba pada kisah-kisah yang menstimulus empati.
Kondisi ini banyak dimanfaatkan oknum penipuan donasi yang marak di dunia maya. Pada eksperimen sosial yang dipimpin oleh Widya Pujarama, M.Communication, ia melakukan eksperimen hingga 2 minggu. Dalam 6.898 penayangan selama 2 minggu, terdapat 31 klik, dan 2 yang tergugah untuk menuntaskan mengisi formulir hingga selesai.
Meskipun begitu eksperimen donasi fiktif yang dilakukan Widya dan tim tidak sampai membawa peserta mentransferkan uangnya. Ia menjelaskan pengguna internet memiliki atensi yang cukup tinggi dengan kisah pilu. "Banyak pengguna internet yang menyimak dan bisa jadi tergugah dengan keadaan yang dialami oleh korban," kata Widya.
"Dalam postingan sosial eksperimen yang ada 31 orang dari 6.000, yang tergugah untuk berdonasi, tetapi hanya 2 orang yang mau menjelaskan mengapa mau berdonasi kepada orang tersebut," lanjutnya menjelaskan.
Widya beserta tim, melakukan eksperimen ini karena sangat prihatin dengan maraknya penipuan donasi yang ada di dunia maya. "Harapan kami dari adanya performance research dan sosial experiment ini, publik jadi lebih berhati-hati terhadap ajakan donasi di internet," ujar Widya. (ree)