20 April 2025

Get In Touch

Pemkab Ponorogo Akan Lakukan Finalisasi Terkait Pembatasan Jelang Lebaran

Sekda Pemkab Ponorogo, Agus Pramono, seusai mengikuti Rakor Sektor Penegakan Disiplin Prokes dan Covid-19 bersama Mendagri Tito Karnavian di Pusdalops Covid-19 Ponorogo, Senin (3/5/2021).
Sekda Pemkab Ponorogo, Agus Pramono, seusai mengikuti Rakor Sektor Penegakan Disiplin Prokes dan Covid-19 bersama Mendagri Tito Karnavian di Pusdalops Covid-19 Ponorogo, Senin (3/5/2021).

PONOROGO (Lenteratoday) - Pemkab Ponorogo akan lakukan pembahasan dan finalisasi terkait pembatasan jelang Idul Fitri 1442 H. Pembatasan tersebut diharapkan akan menekan angka penyebaran Covid-19 sehingga warna zona Pemkab Ponorogo kembali hijau.

Sekretaris Daerah Kabupaten Ponorogo, Agus Pramono mengatakan bahwa saat ini zona Ponorogo berwarna oranye. Sehingga finalisasi akan segera dilakukan agar peraturan lebih cepat diterbitkan. Pembatasan tersebut antara lain pembatasan jam operasional sejumlah usaha dan pembatasan wilayah saat silaturahmi lebaran.

"Contohnya kita akan menata pedagang, termasuk pedagang kaki lima untuk kembali kita batasi jam operasionalnya. Lalu untuk tarawih akan dibatasi kembali ke 50 persen kapasitas masjid atau musala dengan prokes ketat,” jelas Agus seusai Rakor Sektor Penegakan Disiplin Prokes dan Covid-19 bersama Mendagri Tito Karnavian di Pusdalops Covid-19 Ponorogo, Senin (3/5/2021).

Pembatasan jam operasional sejumlah usaha akan berpengaruh untuk mengurangi potensi kerumunan. Pasalnya, saat berkerumun, masyarakat enggan menerapkan protkes dengan alasan kerabat dekat.

"Senada dengan rapat bahwa kita akan terus melakukan upaya untuk menekan penyebaran covid-19. Beberapa waktu lalu sebelum rapat, kami sudah membahas sejumlah langkah untuk menyikapi kondisi terkini,” imbuhnya.

Agus menjelaskan bahwa silaturahmi lebaran diijinkan dengan batasan. Yakni hanya pada keluarga inti atau sebatas lingkungan RT dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya batasan wilayah saat silaturahmi, akan memudahkan tracing apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kegiatan open house dan sejenisnya disarankan untuk tidak dilakukan. Harapannya tentu agar zona kita yang sekarang oranye bisa membaik. Kasusnya bisa melandai, tidak meningkat lagi,” kata Agus.

Untuk diketahui, BPBD Pemkab Ponorogo telah melakukan 10 kali pemakaman menggunakan prosedur Covid-19 pada Rabu (28/04/2021) lalu. Sesuai data, warga Ponorogo yang meninggal akibat Covid-19 ada 3 orang.

"Jadi 10 jenasah yang dimakamkan itu tidak semuanya dari Ponorogo. Ada yang merupakan kiriman dari Surabaya dan dari daerah lain. Tapi hal itu tidak mengurangi tekad kita untuk menjaga agar covid yang ada di Ponorogo ini terkendali,” tandasnya. (Ger)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.