
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendirikan 7 posko yang didirikan di tiga kecamatan yang dinilai rawan Kebakaran Lahan Dan Hutan (Karhutla). Tiga kecamatan yang ditetapkan sebagai rawan Karhutla yaitu Kecamatan Jekan Raya, Bukit batu dan Pahandut.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Arthur A Tuwan mengatakan tiga kecamatan tersebut ditetapkan sebagai daerah rawan Karhutla atas dasar pertimbangan tertentu. Karena selain kecamatan tersebut memiliki lahan gambut yang lebih luas dibandingkan wilayah lainnya, berpotensi untuk terjadinya kebakaran lahan. Selain itu atas dasar pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, kebakaran lahan paling sering terjadi di tiga kecamatan tersebut.
"Tiga kecamatan sudah ditetapkan sebagai rawan karhutla, karena itu posko-posko untuk mencegah dan mengantisipasi kebakaran hutan sudah disiagakan di lokasi tersebut dan agar dapat difungsikan secara maksimal," papar Arthur, Senin (26/4/2021).
Selain mendirikan Posko, Arthur meminta kepada pihak BPBD dan pihak terkait untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Selain itu, melakukan secara berkesinambungan patroli untuk mengawasi hutan dan lahan. Tanda-tanda karhutla sudah mulai terlihat dengan adanya beberapa kejadian lahan yang terbakar sejak awal April 2021.
"Sudah adanya kejadian lahan terbakar di beberapa lokasi sejak awal April lalu menunjukkan potensi Karhutla mulai muncul, artinya kewaspadaan dan patroli harus ditingkatkan, terlebih di puncak kemarau pada Juli sampai September nanti," tuturnya.
Sebagaimana disampaikan oleh Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani di tempat lain, pihaknya sudah menangani beberapa kejadian kebakaran dalam beberapa pekan terakhir. Diantaranya di jalan G. Obos menuju lingkar luar, di jalan Victoria dan lahan di Kelurahan Bukit Tunggal. Namun karena belum meluas kebakaran dapat segera ditangani dan dipadamkan.
"Dari beberapa kejadian tersebut kami melihat merupakan unsur kesengajaan karena ditujukan untuk membuka lahan, kami akan terus mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar dan memberikan pemahaman bahwa kondisi lahan gambut sangat susah dipadamkan jika sudah terjadi kebakaran," jelas Em
Tentu menjadi harapan bersama, agar tidak terjadi lagi Karhutla di 'Kota Cantik' Palangka Raya dan tidak ada bencana kabut asap yang dapat merusak kesehatan masyarakat. Terutama saat ini masih masa pandemi, tentunya kita tidak mau ada ancaman kesehatan lainnya. "Mari bersama-sama kita cegah Karhutla dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, serta segera melaporkan ke posko atau pihak terkait jika melihat ada tanda-tanda kebakaran," ajaknya.(nov)