20 April 2025

Get In Touch

Kota Malang Produksi 2.2 Ton Sampah Plastik Tiap Hari

Ilustrasi sampah plastik.
Ilustrasi sampah plastik.

MALANG (Lenteratoday) - Plastik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Apapun kegiatannya, sampah plastik akan selalu ada. Kemudahan akses mendapatkan plastik, dan penggunaannya yang praktis membuat siapapun memilih plastik sekali pakai.

Namun kemudahan itu, kini sedang berusaha menelan kita. Karena tak mudah diurai oleh alam, sampah plastik bisa bertahan hingga 60-70 tahun, akhirnya ia mulai menumpuk dan mencemari ekosistem. Dalam penelitian yang dimuat Annals of Internal Medicene menyebutkan dari 8 peserta penelitian, terdapat unsur mikroplastik di setiap fases mereka.

Kedelapan orang dewasa yang sehat ini, berasal dari negara yang berbeda, dan semuanya memiliki antara 18 hingga 172 mikroplastik yang berbeda. Ini menunjukkan lonceng plastik bukan lagi isapan jempol belaka. Di Kota Malang sendiri, berdasarkan amatan Ecoton, ada 2.2 ton sampah plastik yang dihasilkan tiap harinya.

Kondisi ini menyebabkan Sungai Brantas tercemar dengan limbah plastik, sebab penyerapan sampah warga oleh pemerintah kota hanya sebesar 40% dari total 874.890 penduduk. “Pencemaran sungai Brantas ini parah, sampah plastik ada 2.2 ton per-hari, dan itu hanya terserap sekitar 30-40% dari jumlah penduduk yang ada,” ujar Prigi Arisandi Ciputra Aktivis lingkungan Ecoton.

“Akibatnya ya warga buang sampah mereka ke sungai,” lanjutnya menjelaskan. Penguraian sampah, minimnya pemilahan dan pengolahan yang ada membuat warga tidak terliterasi dengan baik mengenai bahaya membuang sampah plastik di sungai.

“Ya ini karena Pemerintah Kota tidak bisa menyerap sampah yang ada di masyarakat dengan maksimal, harusnyakan minimal 80% terserap,” kata Prigi saat dihubungi via telepon.

Saat berusaha dikonfirmasi mengenai hal tersebut via telepon, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Wahyu Setiyanto tak memberi respon. Minimnya himbauan penggunaan sampah plastik sekali pakai, dan sedikitnya penyerapan limbah rumah tangga, diduga menjadi penyebab tercemarnya sungai Brantas.

Jika kondisi ini terus berulang maka, yang harus kita hadapi bukan lagi perubahan iklim. Melainkan masuknya plastik dalam ekosistem manusia.(ree)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.