
SURABAYA (Lenteratoday) – Menyadari pentingnya peningkatan kualifikasi diri, sebanyak 12 anggota Perkumpulan Hotel & Media Indonesia ikut uji kompetensi yang digelar BNSP dan Lembaga Sertifikasi Profesi ‘Public Relation’ Nusantara di Hotel Zoom, Jumat (16/4/2021).
“Saat uji kompetensi tadi kami diberi pembekalan tak hanya soal marketing, tetapi juga bagaimana memberi kontribusi pada tempat kita bekerja,” tandas Mulan, Marketing Manager Hotel Zoom.
Selama pembekalan, lanjut Mulan, peserta makin mendalami detil pekerjaan yang setiap hari dijalani. “Manfaat banyak. Kami jadi lebih siap hadapai komplain atau bahkan meminimalisir komplain. Diajari bagaimana caranya agar jangan sampai ada komplain dari tamu,” urainya.
Mulan menyatakan, pihak asesor juga memberi arahan dan ajarkan pada peserta cara mencegah timbulnya permasalahan di hotel. “Caranya ya dengan beri pelayanan-pelayanan yang bagus!” tegas Mulan yang juga Ketua PHMI dari unsur hotel.
Mulan mengaku, peserta uji kompetensi yang baru pertama kali diikuti anggota PHMI ini sebanyak 25 orang. Tetapi, di saat kegiatan berlangsung 11 orang ijin karena ada tugas yang tak bisa ditinggalkan.
“Untuk pelaksanaan uji kompetensi bagi 11 orang yang berhalangan itu akan dijadwalkan ulang pada agenda uji kompetensi berikutnya,” katanya.
Pengakuan senada dilontarkan anggota PHMI lain yang menjalani uji kompetensi dari pagi hingga siang hari. “Ini kan wujud apresiasi, penghargaan buat kami sebagai marketing yang sudah menjalani pekerjaannya secara profesional,” kata Eenk Zo, Marcomm Manager Hotel Harris Bundaran Satelit Surabaya.
Ditekankan Eenk, uji kompetensi ini memberi manfaat positif bagi semua peserta. “Ini kan salah satu tanda bahwa kami sudah kompeten untuk di bidang marketing,” tuturnya.
Pria yang sudah bekerja selama belasan tahun di dunia perhotelan ini menyatakan tak ada yang susah saat menjalani uji kompetensi. “Karena yang diujikan kan sudah kami jalani setiap harinya. Jadi tidak ada yang membingungkan sama sekali,” cetusnya.
Uji kompetensi tersebut, kata Eenk, untuk memastikan bahwa seseorang sudah benar-benar mengetahui dari awal hingga akhir apa saja yang mesti dilakukan untuk setiap pekerjaan masing-masing.
“Nggak ada yang susah ya. Karena kan di awal juga sudah diberi pembekalan macam-macam oleh asesornya, termasuk tindakan standar yang harus dilakukan untuk ‘handled complain’,” ujar Agnes Indah Swandayani, PR Yello Hotel Jemursari Surabaya.
Ditanya terkait manfaat untuk pribadi, Agnes spontan menjawab, "Setelah lolos uji kompetensi ini jadi makin yakin bahwa saya bukan PR abal-abal. Karena yang uji kan langsung dari BNSP,” ucapnya sambil tertawa.
Jadi, lanjut Agnes, yang lolos uji kompetensi tersebut dijamin sudah menguasai pekerjaannya. “Dan kalau mau naik ke jenjang berikutnya sudah tidak diragukan kemampuannya,” urainya.
Tahapan ISO Sementara
Arsieh dari LSP PR Nusantara mengungkapkan bahwa sertifikasi profesi ini merupakan bagian penting dalam tahapan ISO yang nantinya dilakukan pelaku industri, termasuk industri perhotelan.
“Pada saatnya nanti hotel melakukan ISO. Dan salah satu syaratnya adalah semua SDM yang ada di lingkup organisasi perhotelan punya kompetensi di jenjang masing-masing,” tegas Arsieh yang juga anggota Dewan Pakar PHMI.
Ditambahkan Arsieh, dengan sertifikasi ini setidaknya pihak perhotelan sudah menyiapkan satu karyawannya yang memiliki sertifikat professional di bidang ke-PR-an. “Diharapkan karyawan lainnya pun mengikuti juga,” tegasnya.
Arsieh menyatakan pula bahwa industri di era 4.0 mensyaratkan semuanya memiliki bukti atas ketrampilan pada profesi yang dimiliki oleh seorang karyawan. “Intinya setiap pembelajaran yang dijalani seseorang tidak berhenti di pelatihan, tetapi juga di uji kompetensinya,” paparnya.