
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Sampah menjadi salah satu permasalahan di Kota Palangka Raya. Jumlah sampah yang mencapai 920 meter kubik per hari sudah sepantasnya mendapat perhatian agar tidak semakin menumpuk dari hari ke hari.
Anggota Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Jhony Arianto Satria Putra, mendukung adanya penerapan bank sampah digital yang dikembangkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya. Dengan adanya bank sampah digital diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk bisa memilih sampah agar lebih mudah diurai.
"Dengan dikembangkannya bank sampah digital, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa memilah sampah terlebih dahulu agar jumlah sampah bisa berkurang dan sampai bisa terurai dengan baik," papar Jhony, Kamis (15/4/2021).
Namun demikian, Jhony mengatakan upaya yang dilakukan pihak DLH masih harus ditingkatkan lagi, yaitu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terhadap 3R, yaitu Reduce, Reuse dan Recycle. Jika masyarakat sudah memahami tentang 3R, atau mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang sampah, tentu akan sangat berdampak untuk mengurangi volume sampah.
"Pihak DLH bisa menggandeng pihak terkait, seperti RT, RW dan lainnya untuk memberikan sosialisasi secara merata kepada seluruh masyarakat terhadap pengelolaan sampah, dampaknya juga akan dirasakan masyarakat, lingkungan jadi lebih bersih, bahkan sampah memiliki nilai ekonomis jika dikelola dengan baik," ungkapnya.
Jhony menambahkan masih banyak masyarakat yang belum memahami mengenai bank sampah digital. DLH juga perlu menambah armadanya untuk melakukan jemput bola sampah yang sudah dipilah terlebih dahulu oleh masyarakat. Jika masyarakat sudah mendapat sosialisasi dan edukasi, tentu akan bisa memilah mana sampah yang harus dikurangi, seperti penggunaan kantong plastik, tidak membiasakan membuang makanan jadi terbiasa menyediakan makanan dengan secukupnya, dan lainnya.
Sementara ada sampah yang sebenarnya dapat dimanfaatkan kembali dan dijadikan barang yang bermanfaat, seperti bekas pecahan kaca yang bisa dijadikan karya seni, kayu yang bisa diolah kembali menjadi souvenir, dan sebagainya. Sementara untuk barang yang bisa didaur ulang seperti botol bekas, kardus, koran, dan lain-lain akan bisa di daur ulang dan dijadikan benda lain yang lebih bermanfaat. Pihak DLH sudah bekerjasama dengan pengelola bisnis sampah nasional, PT. Mountrash Avatar Indonesia dari Jakarta.
"Dengan adanya bank sampah digital, serta sosialisasi dan edukasi yang diberikan kepada masyarakat, semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya pengelolaan sampah sehingga sampah tidak lagi menjadi masalah di masa yang akan datang," pungkas Jhony.(nov)