
MALANG (Lenteratoday) - Rabu, (7/4/2021) puluhan Mahasiswa Papua penuhi Jalan Simpang Rajabally, Kota Malang menuntut ditutupnya Freeport.Massa aksi yang tergabung dari Aliansi Mahasiswa Papua dan Gerakan Free West Papua, memperingati putusnya Kontrak Karya Pertama (Freeport Indonesia Inc) pada 7 April 1967 lalu.
Alan Fauzi koordinator lapangan aksi menyatakan, bahwa demo ini bertujuan untuk memperingati putusnya kontrak dan mendesak ada Indonesia segera akui kemerdekaan Bangsa papua pada 1 Desember.
Kontrak panjang selama 30 tahun PT. Freeport Indonesia ini, kerap menimbulkan kontroversi, pasalnya dalam pelaksanaan masuknya Freeport McMoran di tanah papua dibarengi dengan serangkaian kekerasan. Lain daripada itu, Indonesia tercatat telah melakukan 11 kasus HAM berat yang dilaporkan pada Menkumham. AMP dan FWP juga menilai, adanya PT. Freeport Indonesia ini tak menyejahterakan rakyat Papua.
“Rakyat indonesia harus mengakui, bahwa keberadaan freeport juga keberadaan otsus di Papua menjadi malapetaka bagi Rakyat Papua,” kata Alan.
Ada 11 tuntutan yang diserukan pada aksi, tiga di antaranya ialah menuntut ditutupnya PT. Freeport Indonesia dari tanah Papua Barat, Menuntut hak untuk menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis, dan membuka seluas-luasnya akses jurnalis Independen, Nasional, dan Internasional yang akan meliput ke Papua. (ree)