
SURABAYA (Lenteratoday) - Rencana Pemkot Surabaya membangun rumah sakit tipe B di Gunung Anyar terancam tertunda tahun ini. Karena anggaran untuk pengerjaan yang tidak mencukupi.
Kabid Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DKPCKTR) Kota Surabaya, Iman Krestian menjelaskan bahwa rumah sakit yang dibangun di Jalan Raya Wiguna Gunung Anyar tersebut rencananya menjadi proyek multiyears. Namun untuk pengerjaannya, lanjut Imam, kemungkinan tidak bisa tahun ini, mengingat anggaran yang tak cukup.
“Tahun ini kalau gak kekejar pengerjaanya mungkin tahun 2022. Jadi saat ini masih dalam tahap penganggaran," katanya, Rabu (7/4/2021).
Iman menjelaskan untuk membangun rumah sakit tipe B saja dibutuhkan anggaran Rp 150 miliar sehingga dibutuhkan waktu minimal dua tahun untuk mengerjakan. Karena target setahun bisa berpengaruh terhadap kualitas bangunan. "Jadi kita harapnya sih dijadikan proyek multiyears saja. Sehingga pengerjaan bisa dua tahun," jelasnya.
Lahan yang akan digunakan untuk rumah sakit di kawasan Gunung Anyar seluas 1,4 hektar milik Pemkot Surabaya. Iman mengaku rencana pengerjaan itu juga belum masuk lelang. Karena saat ini kondisi finansial kurang menyebabkan tidak diperbolehkan untuk mengadakan lelang.
"Rumah sakit Gunung Anyar belum lelang. Boleh lelang kalau duitnya ada. Karena gak ada nanti buat kita berat," ungkapnya. Meski demikian pihaknya tetap optimis pengerjaan rumah sakit Gunung Anyar terwujud, meskipun tertunda.
"Sepertinya molor, tapi bisa jadi terealisasi. Karena mungkin juga nantinya ada bantuan dari pemerintah pusat. Selain itu juga saat ini Bapak Wali Kota juga sedang mencari peluang bagi investor. Kami tetap optimis," tegasnya.
Target untuk pembangunan gedung RSUD baru ini disiapkan untuk pelayanan kesehatan warga Surabaya Timur. Karena saat ini Surabaya sudah memiliki dua rumah sakit, apabila proyek tersebut jadi dan rampung tepat waktu. Maka akan bertambah menjadi tiga rumah sakit. RSUD Gunung Anyar merupakan rumah sakit ketiga yang dimiliki Surabaya, setelah RSUD Soewandhie di Surabaya Utara dan RS Bhakti Darma Husada (BDH) di Surabaya Barat.
“Targetnya tuntas dua tahun. Jadi sebagai pemerataan rumah sakit di kota Surabaya," katanya.
Dengan tertundannya pengerjaan rumah sakit Gunung Anyar kini pihaknya tengah fokus dalam penyelesaian rumah sakit Soewandhie. Pihaknya sudah menyiapkan anggaran Rp 168 miliar untuk menyelesaikan. Meskipun disebutkan Iman, pihaknya juga masih mempunyai hutang senilai Rp 9 miliar.
"Memang saat ini kami fokus penyelesaian rumah sakit Soewandhi daripada Gunung Anyar. Kita ada anggaran Rp 168 miliar untuk menyelesaikan Suwandi. Cukup untuk penyelesaian mengingat kondisi kita masih defisit. Di Soewandhie pun kami masih hutang Rp 9 miliar," pungkasnya. (Ard)