21 April 2025

Get In Touch

Produksi Padi Jatim Tertinggi Nasional

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat panen raya beberapa waktu lalu.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat panen raya beberapa waktu lalu.

SURABAYA (Lenteratoday) - Provinsi Jawa Timur kembali mencetak prestasi. Pasalnya berdasarkan rilis BPS terbaru pada bulan Maret 2021, Jatim berhasil menduduki peringkat pertama daerah penghasil padi terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), dengan luas panen 1.754.380 ha, Jawa Timur dapat menghasilkan padi sebanyak 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.

Capaian ini bahkan menggeser posisi Jawa Tengah yang sebelumnya bertengger di peringkat pertama. Tahun ini, Jateng menempati urutan kedua dimana dengan luasan panen 1.666.931 ha, berhasil menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras.

Disusul peringkat ketiga, Jawa Barat dengan luas panen 1.586.889 ha menghasilkan padi 9.016.773 ton GKG atau setara 5.180.202 ton beras. Keempat, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 976.258 ha menghasilkan padi 4.708.465 ton GKG atau setara 2.687.970 ton beras, berada diurutan keempat. Kelima, Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas panen 551.321 ha menghasilkan padi 2.743.060 ton GKG atau setara 1.567.102 ton beras.

“Alhamdulillah, ini membuktikan bahwa program yang dijalankan semua kelompok tani tepat sasaran dan dapat terlaksana dengan baik. Selama ini Jawa Timur menjadi barometer ketahanan pangan nasional dan turut menjaga stabilitas pangan nasional,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

“Kurang lebih ada 16 provinsi di Indonesia bagian timur yang mengandalkan suplai logistik dari Jawa Timur,” tambah dia.

Khofifah memaparkan, kabupaten/kota penyumbang terbesar produksi padi diantaranya, Lamongan dengan produksi sebesar 886.060,99 ton padii atau setara 508.993,90 ton beras. Disusul, Ngawi dengan produksi sebesar 837.773,15 ton padi atau setara 481.255,17 ton beras.

Selanjutnya, Bojonegoro dengan produksi sebesar 728.915,12 ton padi atau setara 418.722,13 ton beras. Kemudian, Jember dengan produksi sebesar 590.263,37 ton padi atau setara 339.074,24 ton beras, Tuban dengan produksi sebesar 507.053,88 ton padi atau setara 291.274,90 ton beras.

Khofifah menyebut, kenaikan produksi padi ini dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen padi pada tahun 2020 sebesar 1,75 juta ha, yang mengalami kenaikan sebanyak 51,95 ribu ha atau 3,05% dibandingkan 2019 yang sebesar 1,7 juta ha. Selain itu, juga dipengaruhi oleh penggunaan varietas unggul, perbaikan agroinput, penggunaan mekanisasi yang mampu menekan losses serta perluasan areal tanam yang memanfaatkan lahan kering atau lahan idle.

“Tahun 2020 lalu, kami juga menerapkan strategi percepatan masa tanam sebelum memasuki musim kemarau guna mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan pandemi Covid-19. Kami juga mengoptimalkan seluruh lahan pertanian di Jawa Timur, menjaga petani tetap berproduksi dengan cara diberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian seperti benih dan saprodi,” paparnya.

Menurut Khofifah, sektor pertanian menjadi sektor andalan penopang pertumbuhan ekonomi di Jatim, sekaligus sebagai instrumen untuk mendorong pemulihan ekonomi atas dampak pandemi Covid-19.

Secara khusus, Khofifah menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua petani di Jawa Timur yang telah berupaya maksimal meningkatkan produktivitas pertanian meski ditengah pandemi Covid-19. (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.