
MAGETAN (Lenteratoday) – Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta supaya dilakukan normalisasi terhadap infrastruktur yang rusak di Kabupaten Magetan akibat terjangan bajir bandang Selasa (16/3/2021) malam. Salah satu yang dianggap paling urgen adalah pembangunan plengsengan dan pembangunan konektifitas warga yang terputus akibat rusaknya beberapa jembatan penghubung.
Sebelumnya, banjir di Magetan menerjang enam desa yang tersebar di tiga kecamatan. Yakni Kecamatan Kawedanan, Ngariboyo, dan Parang. Selain itu, empat jembatan ambrol sehingga memutus koneksitas warga. Empat jembatan tersebut terdiri dari dua jembatan utama di Desa Ngunut, Kecamatan Kawedanan, dan jembatan di Desa Bogem, Kecamatan Sukomoro. Kemudian dua jembatan gantung di desa Pojok, Kecamatan Kawedanan dan di desa Sukowidi, kecamatan Nguntoronadi juga rusak.
Banjir juga menyebabkan belasan rumah warga rusak bahkan ada yang sampai hancur di beberapa bagian. Banjir juga sempat menyisakan lumpur setebal 50 cm di Desa Pojok Kecamatan Kawedanan. Desa Pojok merupakan wilayah paling parah terdampak banjir bandang.
“Musim Hujan dengan intensitas yang tinggi kita, mendapatkan warning dari BMKG soal hidrometeorologi. Banjir ini terjadi di sangat banyak, di Provinsi Jawa Timur sangat banyak di kabupaten kota. Beberapa hal yang terdampak ada yang kita lihat di sini, jembatan, ada yang tanggul, ada yang kemudian air itu melewati perkampungan yang berdampak akhirnya permukiman,” katanya saat melakukan meninjau jembatan Ngunut yang rusak akibat terjangan banjir, Kamis (28/3/2021).

Terkait dengan bencana di Magetan ini, Gubernur menandaskan langkah pertama yang bisa dilakukan adalah normalisasi. Namun, normalisasi disini tidak sekedar pengerukan, akan tetapi pembangunan plengsengan. Sebelum membangun plengsengan, lanjut Khofifah, bisa terlebih dulu dilakukan intermediasi dengan pembangunan bronjong.
“Tadi saya sudah komunikasi teknis dengan Pak Bupati, kemudian dari Balai Besar Wilayah Bengawan Solo, kemudian teman-teman dari Bina Marga, Cipta Karya di Pemprov. Kita sudah melakukan identifikasi mana yang diberonjong dulu, mana yang akan disiapkan plengsengan, mana yang disiapkan DED (Detail Engineering Design),” katanya.
Untuk itu,Gubernur yang juga mantan Menteri Sosial ini akan mengundang para ahli yang memungkinkan bisa memberikan masukan apakah konstruksinya jembatan tersebut sudah semuanya baik. Jika memang sudah baik maka tinggal melakukan penambahan pembangunan di bagian ujung.
“Bagaimana formatnya supaya ini bisa segera dimaksimalkan untuk membangun koneksitas warga. Karena, rupanya ini menghubungkan konsksitas warga di Magetan ke Ponorogo,” katanya di atas jembatan Ngunut di damping Bupati Magetan, Suparwoto dan beberapa OPD baik dari Pemprov Jatim maupun dari Pemkab Magetan.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah juga meninjau jembatan di desa Bogem, Kecamatan Sukomoro. Kondisi jembatan yang sudah berusia puluhan tahun ini ambrol total. Dengan jebolnya jembatan tersebut, maka warga desa Bogem terpaksa harus putar arah dan menempuh jarak sekitar 1 kilo meter.
“Ini (jembatan Bogem) membangun koneksitas dua kecamatan. Ini Menjadi penting, hari ini kita berharap bahwa koneksitas, diantranya partisipasi bisa terbangun seiring dengan ikhtiar kita bisa segera bangkitkan ekonomi masyarakat,” sambung Khofifah.
Terkait dengan waktu pelaksanaan pembangunan, Gubernur mengatakan bahwa pembangunan untuk bronjong sudah bisa dilakukan. Pasalnya Pemkab dan Pemprov ada stok, demikian juga dengan BBWS. “Baru itu disiapkan plengsengan. Jembatan belly juga lebih cepat. kalau ini bisa dihitung kembali kontruksinya,” tandasnya. (ufi)