
MADIUN (Lenteratoday) - Angka kemiskinan di Kota Madiun meningkat semenjak pandemi Covid-19. Namun Kota Madiun menduduki peringkat 3 terbawah dari 38 Kabupaten/Kota se-Jatim. Peringkat tersebut masih sama dengan peringkat di tahun 2018 dan 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Dwi Yuhenny mengatakan bahwa Kota Madiun dapat mempertahankan peringkat kemiskinan terendah, merupakan bentuk keberhasilan Pemerintah. Meski menduduki peringkat yang sama, angka kemiskinan tetap bertambah sebanyak 4,89 persen.
"Paling terendah Malang, Batu baru Kota Madiun. Presentasenya meningkat, dari tahun 2018 sebanyak 4,49 persen, kemudian 2019 sebanyak 4,35 persen. Sedangkan di tahun 2020 naik 4,89 persen," jelas Dwi kepada Lenteratoday, Senin(01/03/2021).
Naiknya angka kemiskinan dirasakan oleh seluruh kabupaten dan kota akibat pandemi. Jumlah kemiskinan di Kota Madiun yang sebelumnya 7.690 jiwa, naik sebanyak 1.140 jiwa menjadi 8.830 jiwa.
"Angka kemiskinan tertinggi diraih oleh Sampang, Bangkalan dan Sumenep. Masih detil pertama, yang artinya kemiskinan yang kerak-keraknya, alias terbawah," imbuhnya.
Dwi menjelaskan bahwa rumah tangga dapat dikatakan miskin apabila pendapatan perkapitanya dibawah Rp. 497.628,- . Standart tersebut naik sebanyak Rp. 19.324,- dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp. 478.304,- .
"Jadi orang miskin itu 64,10 persen uangnya dikeluarkan untuk makanan. Kalau orang yang tidak miskin itu pengeluaran untuk makanan hanya 48,24 persen," kata Dwi.
Kenaikan angka kemiskinan di Kota Madiun disebabkan banyak faktor, salah satunya pengangguran. Dwi mengatakan akibat pandemi Covid-19 banyak yang kehilangan mata pencaharian dan menjadi pengangguran.
"Bisa juga karena angka penambahan anggota rumah tangga. Mungkin sebelumnya di Surabaya bekerja, terus sekarang pulang ke Madiun. Seperti itu, sehingga menambah jumlah pembaginya," ujarnya.
Dwi menjelaskan bahwa angka kemiskinan yang naik tidak melebihi dari perkiraan. Sehingga menunjukkan upaya Pemerintah Kota Madiun berhasil dalam menurunkan angka kemiskinan.
"Naiknya tidak se-ekstrim yang disimulasikan. Upaya Pemkot berhasil. Termasuk lewat bantuan pangan, program sembako dan lain sebagainya," pungkasnya.(Ger)