
JEMBER (Lenteratoday)- Hujan deras yang cukup lama terjadi di Jember mengakibatkan tiga desa di Kecamatan Tempurejo terendam banjir. Banjir ini terjadi akibat curah hujan tinggi dan meluapnya air sungai pada dam di Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo.
Kapolsek Tempurejo AKP M Zuhri menjelaskan, luapan air mulai menggenangi rumah warga sejak Kamis (14/1/2021). Air sungai dam tidak sanggup menampung air, sehingga meluap dan menggenangi perkampungan.
"Data kami dan BPBD Jember ada lebih dari 2.000 kepala keluarga di 3 desa yang terdampak banjir ini, yakni Andongrejo, Curahnongko, dan Wonoasri. Kondisi paling parah terjadi di Desa Curahnongko dan Wonoasri dengan ketinggian air berkisar 40-120 cm," kata Kapolsek Tempurejo AKP M Zurhi.
Dia menambahkan, Muspika Tempurejo beserta BPBD dan TNI Polri mengevakuasi warga yang terdampak banjir untuk sementaramengungsi ke Balai Desa setempat. Muspika juga mengimbau agar warga bersedia untuk dievakuasi, karena masih ada kemungkinan turun hujan dan belum ada tanda-tanda air akan surut.
Sementara Plt Kepala BPBD Jember Mat Satuki menyampaikan, Desa Wonoasri memang langganan terjadi banjir karena kondisi geografisnya. BPBd Jember juga melakukan assessment terkait kerugian masyarakat.
"Kami mengimbau masyarakat Jember untuk berhati-hati, karena saat ini intensitas hujan masih tinggi. Jangan memotong pohon yang sudah rimbun, karena potensi bencana di Jember yakni banjir, tanah longsor dan puting beliung," ujarnya.
Sementara, banjir juga menyebabkan seorang remaja hanyut yakni bernama Fangki Sigit Pramono (21), warga Dusun Jadukan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger. Hingga Kamis sore pencarian oleh tim SAR gabungan terus dilakukan.
Koordinator Pos Basarnas Jember, Prahista Dian menjelaskan, berdasarkan informasi yang pihaknya terima, kronologisnya pada Rabu pukul 13.00 WIB, korban pamit kepada keluarga untuk potong rambut.
"Namun hingga sore hari, yang bersangkutan tak kunjung pulang. Ternyata korban berenang bersama kelima temannya di sungai Kumitir yang saat itu debit airnya sedang tinggi. Saat sedang berenang itulah, korban terseret arus sungai Kumitir. Namun, karena derasnya arus sungai saat itu, kelima temannya tak sempat menyelamatkan korban," terang Prahista.
Sehari sebelumnya banjir juga mengakibatkan tiga pesantren yang juga lembaga pendidikan terendam banjir bandang yakni Pondok Pesantren Mamba'ul Khoiriyatil Islamiyah ( MHI ), Ponpes Ar - Rosyid, dan Ponpes Al - Azhar yang ketiganya berada di Kecamatan Bangsalsari.
Tembok Pesantren Ar- Rosyid jebol akibat terjangan banjir bandang karena lokasinya ada di tikungan sungai. Banjir juga menyebabkan 11 rumah rusak ringan dan dua kandang kambing rusak akibat banjir yang merendam rumah warga di Desa Tanggul Kecamatan Tanggul dengan ketinggian 50 cm. (mok)