JEMBER (Lenteratoday)- Macan tutul Jawa atau Panthera Pardus Melas yang terancam punah berkembang baik di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Pada tahun 2020, Balai TNMB menginventarisir ada peningkatan populasi satwa liar ini. Berdasarkan hasil pantauan dari 103 kamera trap yang terpasang di 52 titik monitor, terpantau ada 15 ekor macan tutul sepanjang tahun 2020.
Membandingkan dengan tahun lalu, Kepala Balai TNMB di Jember Maman Surahman mengatakan, jumlah populasi macan tutul meningkat. Di 2019 yang terpantau sebanyak 12 ekor macan tutul. "Peningkatan populasi spesies yang terancam punah ini kemungkinan karena habitatnya yang terjaga dengan baik. Satwa liar akan berkembang apabila hutan yang menjadi tempat hidupnya kita jaga bersama dari perburuan satwa mangsa dan penebangan. Peran masyarakat desa-desa di sekitar kawasan konservasi dalam ikut serta menjaganya sangat penting,” Kepala Balai TNMB di Jember Maman Surahman, Kamis (14/1/2021).
Dia menerangkan, peningkatan populasi macan tutul selama ini terancam punah akibat perburuan liar, yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. "Peningkatan populasi macan tutul ini, juga menjadi indikator bahwa populasi mangsanya di TNMB saat ini terjaga dengan baik," ujarnya. Macan tutul bisa bertahan dengan baik juga adanya ketersediaan makanan di hutan belantara yakni trenggiling, landak, rusa dan kijang.
Taman Nasional Meru Betiri (TMNB) merupakan taman nasional yang berada di ujung tenggara Provinsi Jawa Timur. Area TNMB berada di Jember dan Banyuwangi dengan luas hutan yakni 580 kilometer persegi.
Hingga kini, terdapat 9 subspesies macan tutul atau Panthera Pardus, salah satunya adalah Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang sebarannya sangat terbatas yakni hanya ada di Pulau Jawa, Kangean, Nusa Kambangan dan Pulau Sempu. Macan tutul Jawa merupakan satwa yang dilindungi. (mok)
.jpg)
.jpg)
