20 April 2025

Get In Touch

Kisah Tenaga Pemakaman Jenazah Covid-19 Kota Kediri

Petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 tengah menguburkan pasien Corono yang baru meninggal dunia.
Petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 tengah menguburkan pasien Corono yang baru meninggal dunia.

KEDIRI (Lenteratoday) - Mereka memang bukan berada di garda terdepan memerangi Covid-19. Namun peran mereka perlu diapresiasi, karena juga berisiko terpapar virus Covid-19 yang menjadi pandemi dunia itu. Mereka adalah relawan pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Sudah lebih dari 50 jenazah pasien Covid-19 di Kota Kediri telah mereka makamkan. Para relawan ini bertugas dari awal pandemi hingga kini. Semangat mereka adalah membaktikan diri untuk sesama, ketika tak banyak yang mau berhadapan dengan ancaman yang tak terlihat namun mencekam, Covid-19.

“Kami direkrut sejak awal pandemi. Dulu, tidak ada yang mau karena takut. Siapa yang tidak takut? Baju pun masih pakai jas hujan, APD masih langka,” kata Suhartono, petugas pemakaman, Selasa (5/01/2021). Suhartono tidak menghitung dengan pasti, berapa jumlah jenazah yang mereka makamkan.

Bersama 4 rekannya, Kusmaji, Pujiono, Ari Yuana, dan Jemiki Tianto, bertugas sejak awal pandemi. Mereka berlimalah yang memakamkan semua jenazah pasien Covid-19 di Kota Kediri. Sedangkan hari ini, Selasa (5 /1/2021), ia sedang melakukan persiapan untuk sebuah pemakamam di Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren. Ada 4 jenazah yang mereka makamkan hari ini.

“Paling banyak yang pernah kami makamkan ada 5 jenazah dalam satu hari. Alhamdulillah sekarang sudah dapat APD lengkap dari Pemkot Kediri. APD ini sekali pakai. Kalau sudah selesai, dibakar. Bila pindah tempat meski dalam satu hari, wajib pakai baru lagi,” kata Kusmaji sembari membuka APD baru dan mengenakannya.

Menyinggung upah, Kusmiaji dan rekan-rekannya mengaku mendapatkan upah dari Pemkot dalam hal ini Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Kediri. Upah dihitung setiap kali ada pekerjaan dan segera dibayarkan usai pemakaman.

“Kami ini sebetulnya relawan. Kalau tidak ada pemakaman, ya kami punya pekerjaan masing-masing. Ada yang tukang las, punya bengkel, dan lain-lain. Begitu ada pemakaman, kami dipanggil untuk menguburkan,” terang Suhartono.

Moch. Syaifudin, Kepala Bidang Permukiman. Mengatakan, relawan tersebut hanya memakamkan jenazah yang terkonfirmasi dari Dinkes Kota Kediri. “Permintaan itu dari Dinkes, maka kita jalan. Kalau selain Dinkes, kita tidak melayani,” kata Syaifudin

Lebih detail lagi, Lingga Gunawan, Kasi Pengelolaan Pemakaman menjelaskan bahwa tugas petugas pemakaman yang direkrut Pemkot Kediri adalah mengangkat peti jenazah dari mobil hingga memakamkan dengan protokol Covid-19. Sedangkan untuk menggali liang lahat biasanya dilakukan oleh penduduk setempat. Ada upah tersendiri untuk penduduk tersebut.

“Kami tidak pernah menunda upah. Begitu selesai, langsung kami berikan. Kalaupun ada telat, paling satu dua minggu, itu karena proses administrasi. Kami menghargai jerih payah mereka yang sudah rela membantu tugas ini,” kata Lingga.

Kadis Perkim, Hadi Wahjono mengatakan bahwa tim penggali kubur mendapat upah Rp 2 juta untuk satu titik makam, menggali, dan mengubur. Tim penggali makam yang biasanya penduduk setempat mendapatkan upah Rp 1 juta sedangkan tim petugas pemakaman mendapatkan upah Rp 1 juta rupiah.(gos)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.