20 April 2025

Get In Touch

Pemuda Asal Kota Madiun Ini Sandang Gelar Sabuk Hitam Dan III Termuda

Dan III Karate Termuda, Dennis Yefta Patriawan. (Foto : Ger)
Dan III Karate Termuda, Dennis Yefta Patriawan. (Foto : Ger)

MADIUN (Lenteratoday) - Dennis Yefta Patriawan, pemuda asal Kota Madiun ini menyandang gelar sabuk hitam Dan III Karate termuda. Hal ini dikarenakan, dari remaja seumurannya hanya dia yang mampu melewati tahapan-tahapan hingga mencapai sabuk hitam tingkat tiga tersebut.

Dan III Insititut Karate-do Indonesia (INKAI), Dennis Yefta Patriawan (27) mengatakan bahwa ujian Dan III dilakukan pada Kamis(17/12/2020) sampai Sabtu(19/12/2020) di Pacet, Mojokerto Jawa Timur. Sebelum ujian, dia beserta 3 orang lainnya harus menginap selama 3 hari 3 malam di alam terbuka.

"Bahasa Jepangnya Gashuku, dua hari latihan fisik dan jurusnya Dan III, baru hari ke tiga ujian. Disana kami dihajar habis-habisan. Ya rasanya kaya mau mati saja. Tapi demi mencapai Dan III jadi harus rela," jelas Dennis kepada Lenteratoday, Rabu(23/12/2020) siang.

Dennis juga menceritakan bahwa untuk mencapai Dan III tidak mudah, karena pendalaman bukan hanya tentang jurus dan teknik saja tetapi lebih diutamakan bagaimana pengamalan sumpah karate.

"Kendalanya bukan hanya jurus yang semakin banyak, biayanya juga semakin tinggi. Dulu Sabuk hitam Dan I pertama kali itu tahun 2010. Sabuk hitam Dan II tahun 2013 saya paling muda. Nah pas Dan III ini yang lain umurnya sudah 50 tahun keatas," ujarnya.

Dennis menyampaikan bahwa ada beberapa kelebihan menyandang gelar Dan III. Selain memiliki kewenangan khusus, di Dan III seseorang akan mendapatkan pendalaman karakter sebagaimana mestinya seorang karateka.

"Saya pernah mengikuti beladiri lain seperti taekwondo, kick boxing, kempo, aikido sampai sabuk hitam juga. Tetapi menurut saya ya karate ini beda dari yang lain. Lebih komplex. Pengembangan karakter lebih diutamakan," kata Dennis.

Pemuda yang juga bekerja sebagai programer di Angkasa Pura II tersebut mengatakan ketika masih duduk di bangku pelajar, dia rutin mendapatkan juara satu baik tingkat Kota, Provinsi dan Nasional. Bahkan dia mampu membiayai kuliahnya di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan uang hasil melatih.

"Harapannya dalam waktu dekat ya bisa buka cabang di Bandara Soekarno Hatta. Juga bisa naik tingkat lagi, paling tidak Dan VII atau setara Dewan Guru," pungkasnya. (Ger)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.