13 April 2025

Get In Touch

Guru Besar ITS Bertambah Dua Orang

Guru Besar ITS Bertambah Dua Orang

Surabaya – Jumlah guru besar di Institut Teknologi SepuluhNopember (ITS) Surabaya bertambah dua. Mereka adalag Prof Dr Subiono MScsebagai guru besar bidang Ilmu Aljabar Max Plus dan Prof Dr Ir HidayatSoegihardjo Masiran MS sebagai guru besar bidang Ilmu Teknik Struktur danStruktur Tahan Gempa. Mereka dikukuhkan secara resmi oleh Dewan Profesor ITS diAuditorium Gedung Research Center ITS, Rabu (11/12).

Dalam orasi ilmiahnya sebagai guru besar ITS ke-121, Subionomenjelaskan secara lengkap mengenai hasil penelitiannya yang dirancang denganjudul Aljabar Max Plus dan Aplikasinya pada Sistem Transportasi Indonesia.Untuk mencari solusi alternatif permasalahan transportasi, khususnya jalurkereta api di Surabaya, Subiono menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plussebagai alat permodelannya.

Aljabar Max Plus merupakan keilmuan yang berkaitan denganSistem Dinamik Event Diskrit (SDED). Ide cemerlang yang menghantarkannyasebagai peraih gelar profesor pertama di Indonesia bidang tersebut dilakukandengan mengoptimalkan penggunaan jalur kereta api single track (ST)."Istilah semi-double track (SDT) lahir dengan menambahkan persimpangan ditengah-tengah jalur kereta api di antara dua stasiun utama," jelas dosenDepartemen Matematika ITS tersebut.

Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, guru besar ITS ke-122Hidayat Soegihardjo Masiran menyampaikan penelitiannya yang bertajuk SistemDisipasi (Penyerap) Gempa untuk Meningkatkan Kinerja Seismik Bangunan Sipil."Penemuan sesar-sesar aktif di Indonesia menyebabkan peningkatan gayagempa pada bangunan sipil dari waktu ke waktu," jelas pria yang kerapdisapa Hidayat tersebut.

Oleh karena itu, tambah Hidayat, diperlukan inovasi sistemstruktur yang tak hanya menghasilkan kinerja seismik yang baik, tetapi jugamemiliki nilai ekonomis yang baik (innovations based economy). Hidayatmengimplementasikan base isolation tipe Load Rubber Bearing (LRB) dan FrictionPendulum (FP) pada jembatan-jembatan bentang besar di zona gempa. Sedangkanuntuk bangunan gedung dan rumah tinggal, Hidayat menggunakan Low Base Isolationdengan pelat berlubang.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Ir NadjadjiAnwar MSc, berharap terjadi peningkatan guru besar di tahun-tahun selanjutnyadi ITS. "Kami (ITS, red) telah mendata dan mengkaji upaya percepatan gelarprofesor di ITS sejak tahun lalu," ungkap dosen Teknik Sipil tersebut.Selain itu, sebagai wadah layanan kepengurusan guru besar, Nadjaji berusahameningkatkan minat para dosen untuk melakukan banyak penelitian dan meraihgelar profesornya.

Hal senada diungkapkan oleh Rektor ITS Prof Dr Ir MochamadAshari MEng. Menurutnya, ITS yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri BerbadanHukum (PTN-BH) dituntut untuk menjadi sumber pendapatan dalam pembangunan ITSdi pendanaan internasional. Oleh sebab itu, dibutuhkan kontribusi besar daripara profesor dalam berbagai bidang ilmu. "Maka dari itu, penambahan profesormerupakan anugerah terbesar bagi suatu institusi, khususnya untuk ITS,"ujar Ashari, sapaannya.

Dalam enam bulan terakhir, papar Ashari, terjadi penambahansebanyak enam guru besar di kampus pahlawan ini. Sehingga terhitung sebanyak 10persen dari 993 dosen ITS yang meraih gelar professor saat ini. "Namun,jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lain, ITS masih memiliki kuantitasdosen dan profesor yang paling sedikit," imbuh pria kelahiran Sidoarjotersebut. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir penambahan guru besar di ITSdinilai cukup sedikit, sehingga diperlukan adanya percepatan.

Meski begitu, lanjut Ashari, dosen dan profesor ITS memilikimilitansi dan kinerja yang luar biasa. Dibuktikan pada tahun 2019, ITS masukjajaran empat besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan menjadi peringkattiga Anugerah Produk Inovasi dari Kementerian Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi (Kemenristekdikti).

Jumlah guru besar di suatu institusi, imbuh Ashari,merupakan parameter untuk menilai kualitas sumber daya manusia. Denganpenambahan profesor, maka dapat meningkatkan kualitas institusi tersebut. Lebihlanjut, Ashari menuturkan di tahun 2020 terdapat 26 orang calon guru besar yangkini tengah diproses. "Kami (ITS, red) optimis, minimal sebanyak 16 orangprofesor yang akan lahir di tahun 2020 nanti," tandas guru besar TeknikElektro ini optimistis.

Diakui Ashari, tak mudah untuk menjadi seorang guru besar.Pasalnya, terdapat beberapa kriteria yang wajib dipenuhi dan pihak yang perluberperan aktif mewujudkannya. Yang pertama, yakni keaktifan dosen untukmelakukan penelitian ilmiah. Yang kedua adalah institusi sebagai sumber danapenelitian, penyedia fasilitas laboratorium, dan layanan untuk kepengurusanguru besar, serta beberapa pihak yang bekerja sama dalam penelitian."Ketiga hal tersebut yang ITS harapkan agar jumlah guru besar dapatbertambah secara eksponensial," pungkasnya. (ist/ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.