
MALANG (Lenteratoday) - Proyek pembangunan Kampung Heritage Kayutangan gencar digarap Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Namun dibalik masifnya pengerjaan proyek prestisius tersebut, terdapat beberapa pihak khususnya para warga kalangan bawah yang merasa dirugikan karena kehilangan penghasilan.
Akibatnya, sebanyak 72 warga terdampak pembangunan proyek Kawasan Heritage Kayutangan meminta kompensasi ganti rugi kepada Pemkot Malang.
"Ini sebetulnya pertama tuntutan dari warga yang terdampak di kawasan Jalan Basuki Rahmad. Dari pemerintah Kota Malang tidak ada sosialisasi terhadap masyarakat yang terdampak pembangunan di sepanjang jalan ini," ujar Abdullah Sarino, yang sehari-hari menjadi juru parkir, Kamis (26/11/20).
Abdullah menambahkan, disamping tidak ada sosialisasi, warga yang menggantungkan mata pencahariannya di kawasan tersebut langsung ditutup total, tanpa ada solusi yang pasti. Sebagian besar, kata dia, warga yang merasa keberatan ini tidak mengetahui konsep di Sepanjang Jalan Basuki Rahmad.
"Itu ke depannya mau dijadikan seperti apa? apa mau dijadikan seperti Malioboro atau seperti apa. Kemudian orang yang bekerja disepanjang jalan itu kedepannya mau diseperti apakan juga. Ditutup total atau mau dikemanakan?" tanyannya mewakili puluhan warga.
Maka dari itu kelompoknya meminta pemkot melakukan sosialisasi secara mendetil kepada warga. Lalu ia juga meminta kepada Walikota Sutiaji untuk memfikirkan nasib pekerja yang mencari nafkah di areal jalan tersebut.
"Selama ada pembangunan disana sekitar 2 bulan tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Karena kita sebagai jukir sudah 30 tahun kita bekerja disana," beber Abdullah.
"Pendapatan saya sendiri 100 persen tidak ada karena selama pembangunan itu jalannya ditutup total sehingga kami tidak bisa kerja. Karena tidak ada akses masuk sama sekali, toko-toko seperti itu. Selama penutupan ini karena tidak ada penghasilan banyak yang nganggur, bahkan saya sampai cari rongsokan juga untuk menutup biaya hidup," tutupnya. (Sur)