Surabaya- Pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi ancamankesehatan masyarakat, tapi para tenaga medis juga rawan terpapar virus ini.Minimnya ketersediaan alat pelindung diri (APD), baik baju medis (hazmat)maupun APD lain, menjadi salah satu pemicunya. Ratusan dokter, perawat dantenaga medis lain positif terinfeksi corona. Bahkan puluhan diantaranya pundikabarkan meninggal dunia.
Di Jawa Timur (Jatim), Surabaya, Sidoarjo dan Gresik menjadiwilayah yang cukup mendapatkan perhatian. Meskipun saat ini sudah tidak adalagi zona merah di Jatim, namun dua wilayah utama tersebut sempat bercokol dizona risiko tinggi, bahkan sempat menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB).
Saat ini Jawa Timur sendiri mulai membaik baik dari kesembuhan yang terus meningkat, maupoun penambahan jumlah kasus yang makin menurun. Meski demikian disiplin protokol kesehatan dan melakukan langkah antisipatif dengan menjaga kebutuhan tenaga medis terutama APB harus tetap dilakukan.
Untuk membantu dalam mengatasi hal itu, Unesa melalui UnesaCrisis Center (UCC) membuat dan membagikan APD ke beberapa puskesmas dan rumahsakit. UCC merupakan unit pengelola untuk melaksanakan tugas-tugas sosial,misalnya bila ada bencana alam, krisis karena pandemi dan penanggulangan krisislainnya dalam bentuk pengabdian masyarakat. Ini juga merupakan bentuk dari TriDharma Perguruan Tinggi yang selalu diwujudkan oleh Unesa.
APD yang disediakan terutama adalah baju medis. Sebab banyaksekali puskesmas dan rumah sakit rujukan yang kekurangan hamzat akibatmeledaknya pasien Covid-19. Pelaksanaan untuk pembagian baju medis dilakukanoleh UCC yang langsung dibagikan kepada Puskesmas dan Rumah sakit yangmembutuhkan.
Untuk lokasi tujuan pembagian baju medis, didasari permintaandari puskesmas dan rumah sakit serta dengan ijin dan rekomendasi Rektor. Adabeberapa zona yang menjadi target pembagian baju medis di Jawa Timur khususnyaSurabaya, Sidoarjo dan Gresik.(adv)
.jpg)
.jpg)
