
Surabaya – Aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja atau yang dikenal dengan omnibuslaw di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya ditengarai ada penyusup yang sengaja melakukan provokasi sehingga terjadi kerusuhan.
Dalam aksi yangs sebenarnya dilakukan oleh kalanganmahasiswa dan pekerja ini malah banyak ditemukan anak-anak sekolah yang masihberusia belasan tahun. Pernyataan tersebut disampaikan ketua SPSI Jatim, AhmadFauzi saat berada di Gedung Negara Grahadi, Kamis (8/10/2020) malam.
Dia mengatakan bahwa kerusuhan tersebut diluar dugaan. Untukitu, dia juga menyesalkan atas insiden yang terjadi bahkan sampai merobohkandua pintu gerbang Gedung Negara Grahadi. “Yang kami tangkap adalah di lapangananak-anak yang baru berumur 15 tahun. Mereka diluar dugaan kita menyusup,memprovokasi kegiatan-kegiatan pekerja dan buruh,” tegas Fauzi.
Untuk itu dia meminta pada Polda dan jajarannya untukmemproses secara hukum para pelaku aksi kerusuhan. Sebab dia merasa yakin jika kegiatanburuh di seluruh Jawa Timur sebenarnya tidak ada masalah dan berjalan kondusif.Bahkan sebelumnya, pihak Polda sudah melakukan pertemuan dan bernegosiasi dengantokoh-tokoh pekerja di Jatim. Hasilnya, bahwa aksi yang sebelumnya akandilakukan selama tiga hari yaitu tanggal 6, 7, dan 8 Oktober bisa dipusatkan pada tanggal 8Oktober saja.
Fauzi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh serikatpekerja Jatim yang bisa bersatu di kantor gubernur untuk menyuarakan aspirasibukan hanya menolak UU Omnibus law tetapi juga meminta presiden untuk mencabut UUtersebut.
Sementara itu, di tempat yang sama Kabid Humas Polda Jatim,Kombes Pol Trunoyudho mengapresiasi para pekerja dan buruh yang sudah mewarnaiatas aksinya yang berjalan kondusif. Namun ada beberapa evaluasi dan catatankenyataannya di lapangan, Polda Jawa Timur sudah mengantisipasi kemudian apayang kita lihat khusus di Surabaya dan beberapa daerah lain seperti di Malangmemang ada yang perlu dilakukan penindakan secara persuasif namun juga tegasdan terukur.
Dia juga menyebutkan bahwa bukan elemen buruh yang melakukanaktivitas esensi untuk mengemukakan pendapatnya. Dia juga mengaku belum bisamengatakan data karena masih mendalami. “Tentu ada tim yang bekerja dalam halini oleh Direktorat reserse dan Intel kita tentunya menunggu hasil apapenyeledikan ini,” ungkap Trunoyudho.
Dia juga mengatakan telah mengamankan sekitar 100 pesertaaksi yang diduga melakukan kerusuhan yang berasal dari kalangan anak anak. Diajuga mengatakan nantinya akan dilakukan rapid tes terhadap semua peserta yangdiamankan, jika ada yang terbukti raktif maka akan dilakukan swab tes. Dan jikaada yang hasilnya positif covid-19 maka akan langsung dilakukan karantina.(ufi)