
Surabaya – Jawa Timur dan Singapura saling menjajaki peluang kerjasama kedua belah pihak. Pejajakan itu khususnya untuk meningkatkan skala perdagangan.
Penjajakan ini dilakukan melalui pertemuan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dengan Duta Besar (Dubes) Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar. Keduanya sepakat segera mengidentifikasi peluang dan potensi kerjasama.
“Kita sepakat setelah ini akan menginventarisir dan mulai melihat potensi-potensi yang bisa kita kawal, karena Singapura adalah salah satu investor terbesar di Jawa Timur,” kata Wagub Emil Elestianto Dardak saat menerima kunjungan Dubes Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar di Ruang Kerja Wakil Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (26/11) siang.
Salah satu yang disodorkan Wagub Jatim adalah bidang pendidikan dan pelatihan, yakni Institute of Technical Education (ITE) yang menawarkan program-program berdurasi lebih pendek dari politeknik dan bervariasi. Sehingga, dimungkinkan terdapat kerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Jawa Timur.
“Mungkin BLK dan MJC (Millennial Job Center) Akademi, bukan MJC nya tetapi akademi MJC untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang sangat khusus di bidang-bidang tertentu kepada talenta-talenta di era milenial,” jelasnya.
Emil juga menawarkan bidang perdagangan dan perindustrian Jawa Timur juga memiliki potensi kerjasama dengan Singapura. Salah satunya yakni Lamongan Shorebase (LS) yang dijadikan peluang kerjasama dengan Enterprise Singapore. Yaitu sebuah badan dibawah kementerian Perdagangan dan Industri Singapura yang menjalin hubungan dengan perusahaan-perusahaan di luar Singapura.
“Salah satu yang kita bahas Lamongan Shorebase yang ada di Lamongan, kemudian mereka juga melihat Gresik,” ungkapnya.
Wagub Jatim yang satu almamater dengan Dubes Singapura di Raffles Institution, Singapura menaruh harapan besar agar Singapura ikut berperan serta, mendorong dan memperkuat kerjasama di bidang pengembangan Kawasan Industri di Jawa Timur.
“Kita berharap bahwa mereka juga bisa mulai melirik pengembangan kawasan industri di poros-poros baru seperti di sepanjang ruas Kertosono ke Ngawi, misalnya” pungkas Emil. (ufi)