
Surabaya – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta pada guru supaya bisa mengembangkan skill para siswa. Guru juga harus mampu membuat terobosan-terobosan signifikan dalam pengembangan SDM.
Hal itu disampaikan Khofifah saat Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019 dan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan di JX International Surabaya, Minggu (24/11). Dalam kesempatan itu juga hadir Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI Unifah Rosyidi, beserta ribuan guru se-Jatim.
Khofifah menjelaskan, tanpa skill masa depan, manusia bisa digrounded. Itulah kenapa reskilling menjadi kritis dan penting saat ini. “Kita melihat tahun 2018 kemarin penggunaan mesin baru 29 persen. Dua tahun yang akan datang penggunaan mesin sudah 42 persen. Tahun 2025 penggunaan mesin sudah 52 persen,” tegasnya sambil menyampaikan terima kasih atas inovasi dan kreativitas dari para guru.
Ia pun menyampaikan kebutuhan-kebutuhan skill yang dibutuhkan oleh industri di masa depan dan era 4.0. Sebagai contoh complex problem solving skill, kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan internal. Social skill, kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, monitoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence.
“Di era industri 4.0 ada hal yang sangat dibutuhkan yaitu penguatan penguasaan bagaimana budaya itu bisa bagian perekat. Complex problem solving skill di industri masa depan. Ternyata kebutuhan paling tinggi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui dalam dunia nyata. Budaya dan kewargaan jangan dianggap enteng,. Indonesia ini beragam. Maka peran guru sebagai perekat budaya bangsa menjadi signifikan, ” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Unifah Rosyidi mengapresiasi Jatim menjadi provinsi yang sangat responsif terhadap literasi untuk guru dan anak-anak didik melalui smart learning center PGRI.
“Smart learning center itu sebenarnya yang paling merespon adalah Jatim. Jadi kita itu menyiapkan 12 course mata training untuk menghadapi era digital termasuk literasi digital, literasi dasar, e-learning, blended learning. Kita mau mengkontekstualisasikan di luar lingkungan kepada guru. Guru sering menciptakan praktik-praktik terbaik di sekitarnya. ” ujarnya.
Dijelaskan, PGRI akan terus mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pemerintah pusat dan daerah dalam membangun pendidikan nasional. (ufi)