
Blitar - Proyek jembatan di Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar senilai Rp 4,7 miliar terancam dibongkar. Sebab, kualitasnya dipertanyakan setelah nelihat kondisi betob yang mudah mrepul alias rapuh.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Blitar, Sugianto ketika meninjau lokasi pembangunan jembatan penghubung Kecamatan Binangun ke Kecamatan Kesamben yang melintang diatas Kali Lemon akhir pekan kemarin. Atas temuan itu, Sugianto mengancam jika dari hasil pemeriksaan teknis terbukti tidak sesuai standar, maka akan diminta untuk dilakukan pembongkaran.

"Sekilas terlihat kualitas pengerjaan cor kaki jembatan, memang kurang maksimal," ujar Sugianto di lokasi proyek.
Dijelaskan politisi Partai Gerindra ini jika kondisi cor terlihat kurang padat, apalagi setelah coba di pukul-pukul dengan palu ternyata meprul atau mudah protol. "Kalau kondisinya seperti ini, bagaimana kekuatan dan ketahanannya. Padahal kaki jembatan merupakan penopang utama, belum lagi terjangan derasnya air sungai jika musim penghujan," jelasnya.
Atas temuan kondisi demikian komisi yang membidangi pembangunan ini langsung memberikan rekomendasi pada pelaksana proyek agar memperbaikinya. "Selanjutnya kita akan mengundang pihak pelaksana proyek dan Dinas PUPR Kabupaten Blitar, untuk meminta penjelasan proses pembangunan proyek yang nilainya cukup besar yakni mencapai Rp 4,7 miliar ini," tegas Sugianto.
Diungkapkan Sugianto, dari penjelasan pihak terkait tadi akan disimpulkan apakah bisa diperbaiki dan dipertanggungjawabkan kualitasnya. "Atau paling fatal dilakukan pembongkaran, jika memang hasil tindak lanjut dari temuan ini dari sisi teknis merujuk ke sana (pembongkaran)," ungkapnya.
Sesuai dengan data yang ada, proyek jembatan dengan nilai pagu Rp 4,7 miliar tersebut, dibangun dengan ukuran panjang jembatan 40 meter lebar 8 meter dan tinggi 11 meter dari Kali Lemon.
Menanggapi teguran dari dewan, atas temuan kondisi ini, pihak pelaksana proyek yang diketahui rekanan dari Sidoarjo, Solikin mengatakan berjanji akan memperbaiki kualitas cor. "Saat ini baru selesai satu kaki penyangga jembatan sisi barat, untuk sisi timur sedang dikerjakan. Kami selesaikan dulu sisi timur yang sudah proses bekisting (pencetakan) cor, kemudian memperbaiki yang sebelah barat," jawab Solikin.
Sementara itu Kasi Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kabupaten Blitar, Indomali mengakui bahwa memang terlihat proses pengecoran kaki jembatan tersebut kurang maksimal, karena air dalam campuran cor tidak merata. "Kami baru mengetahui kondisi ini, saat bekistingnya sudah dibuka," ungkap Indomali.
Oleh karena itu, untuk lebih memastikan kualitas cor Dinas PUPR akan mendatangkan tim ahli beton atau cor dari TIKA Surabaya untuk menindaklanjutinya.(ais)