
Madiun - Distribusi pupuk melalui kartu tani di Kota Madiun tidak maksimal, hal ini seperti yang dirasakan banyak petani yang tidak menerima kartu tersebut. Namun demikian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta) memastikan bahwa stock bahan pangan di Kota Madiun tetap mencukupi.
Kasi Sarana dan Prasarana Disperta, Khoirul Irsad menyampaikan bahwa ada beberapa penyebab pendistribusian pupuk tidak berjalan lancar. Salah satunya karena dari pihak Bank BNI Pusat belum selesai dalam pembuatan kartu tani. Sehingga belum semua petani menerima kartu tani. Selain dari segi kartu, mesin Electronic Data Capture (EDC) juga belum siap.
"Jumlah petani di Kota Madiun kurang lebih 1.366. Dari jumlah tersebut yang sudah mendapat kartu tani tahun lalu 800an. Cuma yang jadi masalah, kartunya sudah expired. Insyallah 25 September sudah clear," kata Irsad pada Lenteratoday, Kamis (24/09/2020).
Irsyad juga menjelaskan bahwa sudah ada kartu tani baru yang telah terbit dengan total 111 kartu dan baru terdistribusi 93 kartu. Sedangkan 18 sisanya tidak dapat menerima kartu karena ada yang sudah tidak menggarap sawah dan ada yang meninggal dunia.
Disperta melakukan sistem manual untuk dapat tetap mendistribusikan pupuk bersubsidi. Sistem manual dengan cara masing-masing petani mengajukan pupuk ke kios yang diketahui ketua kelompok tani. Nantinya kios akan memberikan rekap dan diajukan ke Disperta.
"Mengajukan berapa, sisa berapa, dapatnya berapa. Dari situ kios mengirim lembar rekap pengajuannya ke dinas. Dari dinas diajukan ke kepala dinas untuk dibuatkan rekomendasi. Dari situ baru bisa mendapatkan subsidi," jelasnya.
Meski distribusi kartu tani belum maksimal dan pupuk bersubsidi terbatas. Namun ia menyampaikan bahwa petani di Kota Madiun telah dilatih untuk membuat pupuk organik, agar tidak bergantung pada pupuk subsidi. Dengan demikian, ia yakin bahwa stock bahan pangan di Kota Madiun tetap tercukupi. (Ger)