30 December 2025

Get In Touch

Harga Tanah Jadi Tantangan, Wali Kota Malang Jelaskan Strategi Dukung Program 3 Juta Rumah

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat meninjau perumahan PNS di Kecamatan Sukun. (dok. Prokopim Kota Malang)
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat meninjau perumahan PNS di Kecamatan Sukun. (dok. Prokopim Kota Malang)

MALANG (Lentera) - Tingginya harga tanah di Kota Malang menjadi tantangan dalam pelaksanaan program nasional 3 juta rumah. Untuk menyiasatinya, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyatakan akan menyesuaikan target pembangunan rumah melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta memperkuat kolaborasi di Malang Raya.

"Ini kan terkait dengan KUR-nya. Harga tanah di Kota Malang memang berbeda dengan di Kabupaten Malang. Ada standarisasi tipe-tipe rumah, tidak boleh melewati harga jual yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Perumahan," ujarnya, Selasa (30/12/2025).

Menurut Wahyu, target realisasi program 3 juta rumah di Kota Malang tidak bisa disamakan dengan wilayah kabupaten. Perbedaan karakteristik wilayah, ketersediaan lahan, serta harga tanah menjadi faktor utama yang harus diperhitungkan secara realistis.

Ia mengaku telah menyampaikan kondisi tersebut secara langsung kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam forum koordinasi sebelumnya, agar kebijakan yang diterapkan dapat disesuaikan dengan kondisi daerah.

Meski menghadapi keterbatasan lahan, Wahyu menilai kebutuhan hunian di Kota Malang tetap mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini dipicu oleh posisi strategis Kota Malang sebagai kota pendidikan dan pusat aktivitas ekonomi di wilayah Malang Raya.

"Yang membuat rumah bisa bertambah itu karena aksesibilitas. Ada peningkatan fasilitas di Kota Malang, akhirnya orang berinvestasi ke sini dan membeli rumah," jelasnya.

Lebih lanjut, Wahyu menekankan keberhasilan program 3 juta rumah tidak bisa dilihat secara parsial. Ia menyebut, sinergi dan kolaborasi antara Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu menjadi kunci utama dalam memenuhi kebutuhan hunian masyarakat Malang Raya.

Secara faktual, lanjut Wahyu, banyak masyarakat yang memilih membeli rumah di Kabupaten Malang karena harga lahan yang lebih terjangkau. Namun, aktivitas ekonomi dan pekerjaan mereka sebagian besar tetap berada di Kota Malang.

"Rumahnya di Kabupaten Malang, tapi rata-rata pekerjanya mencari penghasilan di Kota Malang. Fasilitas pendukung kehidupannya juga ada di Kota Malang," katanya.

Kondisi tersebut, menurutnya, menunjukkan keterkaitan yang kuat antarwilayah dalam sistem hunian dan ekonomi regional. Oleh karena itu, perencanaan program perumahan harus dilakukan secara terpadu dan lintas daerah.

Disinggung terkait realisasi target pemenuhan program 3 juta rumah di Malang Raya, Wahyu mengaku belum dapat menyebutkan angka pasti. Ia menegaskan, hal tersebut masih memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan seluruh daerah di Malang Raya.

"Ini kan harus koordinasi dulu dengan Malang Raya. Tapi kemarin saat rapat koordinasi dievaluasi, kondisinya aman. Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, ada di tengah-tengah," pungkasnya. (*)

 

Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.