Dishub Malang Siapkan Jalur Alternatif, Antisipasi Kemacetan Jalur Utara dan Timur Selama Libur Akhir Tahun
MALANG (Lentera) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malang memetakan sejumlah jalur rawan kemacetan selama libur akhir tahun 2025 ini, diantaranya jalur utara dan timur menjadi titik perhatian utama seiring meningkatnya arus kendaraan menuju kawasan wisata.
Kepala Dishub Kabupaten Malang, Eko Margianto menyampaikan kepadatan lalu lintas di wilayah utara diperkirakan terjadi di beberapa titik strategis, yang selama ini menjadi akses utama wisatawan.
"Kalau di wilayah utara, yang jelas di Karanglo. Kemudian ke arah barat itu di pertigaan Masjid Kembar, kemudian naik lagi ke arah Karangploso tepatnya di simpang tiga Bluder Kapas atau Pos Pengamanan," ujar Eko, Jumat (26/12/2025).
Menurutnya, simpang tiga Kepuharjo (pertokoan Bluder Kapas) menjadi salah satu titik krusial karena merupakan jalur wisata menuju Kota Batu yang kerap mengalami peningkatan volume kendaraan saat libur panjang.
Untuk mengurai kepadatan di kawasan tersebut, Dishub Kabupaten Malang telah menyiapkan sejumlah jalur alternatif yang bisa dimanfaatkan pengendara.
"Nah, di simpang tiga itu kami sediakan jalan alternatif. Untuk arah Batu bisa belok kiri ke arah Kota Malang atau ke pertigaan NK Cafe. Jalur ini bisa tembus ke Tegalgondo hingga Pendem," jelasnya.
Selain jalur utara, Dishub Kabupaten Malang juga mengantisipasi potensi kemacetan di wilayah timur, khususnya di kawasan Gubuk Lakah, yang menjadi pintu masuk menuju kawasan wisata Gunung Bromo.
"Kalau ke arah timur, antisipasi kemacetan di Gubuk Lakah kami sediakan jalur alternatif di wilayah Pakis," kata Eko.
Sementara itu, untuk wilayah selatan Kabupaten Malang, Dishub tidak menyiapkan jalur alternatif khusus. Namun, pihaknya akan menerapkan skema rekayasa lalu lintas di sejumlah titik rawan kepadatan.
"Yang selatan tidak ada jalur alternatif, tapi kami lakukan rekayasa lalu lintas. Mulai dari Kebonagung, jalur lingkar barat atau Jalibar, sampai perempatan Talangagung," terangnya.
Rekayasa lalu lintas tersebut dilakukan dengan pengaturan waktu pemberhentian kendaraan serta penyesuaian durasi lampu lalu lintas di persimpangan tertentu sesuai kondisi arus kendaraan di lapangan. "Misalnya kapan harus distop, lampu-lampu traffic light itu kami atur. Pastinya juga semuanya tetap kami pasangi penunjuk arah," imbuhnya.
Lebih lanjut, untuk mengurangi kepadatan kendaraan menuju kawasan wisata Gunung Bromo, Eko mengungkap, pihaknya bersama bersama Polres Malang juga telah menyepakati skema pengendalian arus masuk wisatawan.
"Sesuai kesepakatan kami dengan Polres Malang, semua kendaraan yang mau masuk ke Bromo harus ke Pos Pelayanan di Gubuk Lakah," tegas Eko.
Di pos tersebut, menurutnya petugas akan memantau dan menyesuaikan arus kendaraan berdasarkan kapasitas dan volume lalu lintas yang masuk menuju kawasan wisata. "Nanti dilihat kapasitas volume arus kendaraannya," pungkasnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais





.jpg)
