Psikolog : Libur Momen Tepat Memulihkan Kesehatan Mental dan Mengeksplorasi Pengalaman Baru pada Anak
SURABAYA (Lentera) – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Dr Nur Ainy Fardana Nawangsari, MSi, Psikolog, menilai masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tidak hanya menjadi waktu rehat dari aktivitas sekolah, tetapi juga menjadi momen yang tepat untuk memulihkan kesehatan mental sekaligus memberi ruang bagi anak mengeksplorasi pengalaman baru.
Dia juga mengatakan bahwa liburan dapat menjadi sarana anak mengenali potensi diri dan mengembangkan perspektif baru di luar rutinitas akademik. Selain itu juga berperan penting dalam pemulihan kesehatan mental dan pengayaan pengalaman anak
Menurutnya, liburan merupakan bagian dari upaya menjaga keseimbangan fisik dan mental anak. Selama masa sekolah, anak-anak menghabiskan banyak energi untuk memenuhi tuntutan kognitif, fisik, dan emosional.
"Yang sebenarnya dipulihkan ketika anak memasuki masa liburan itu adalah pengalamannya dan kondisi mentalnya. Anak-anak mendapatkan pengalaman baru, lalu dari pengalaman itu mereka merasa lebih nyaman dan memiliki cara pandang yang berbeda tentang potensi dirinya dan tentang apa yang ada di sekitarnya,” ucapnya, Selasa (23/12/2025).
Neny menegaskan pengalaman baru tidak harus diperoleh melalui liburan yang membutuhkan biaya besar. Orang tua dapat merancang berbagai aktivitas sederhana di rumah yang tetap bermakna dan menyenangkan bagi anak, sekaligus memperkuat kebersamaan keluarga.
“Aktivitasnya bisa apa saja, sesederhana apa pun. Misalnya di rumah anak-anak bisa diajak membuat proyek tertentu atau, jika orang tuanya memiliki usaha, anak-anak bisa dilibatkan. Ajak anak melakukan aktivitas yang selama ini tidak bisa mereka lakukan karena jadwal sekolah yang padat,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan agar aktivitas liburan tidak dibingkai dalam target atau tuntutan tertentu. Tekanan berlebihan justru dapat mengurangi manfaat liburan bagi anak. Menurutnya, masa libur sebaiknya menjadi ruang bermain, berekspresi, dan mengenali potensi diri secara alami.
Ia menambahkan, peran orang tua sangat penting dalam memastikan liburan anak berjalan bermakna. Mengingat setiap anak memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda, orang tua perlu peka dalam mendampingi serta memfasilitasi aktivitas selama masa libur.
“Orang tua bisa bertanya kepada anak apa yang ingin dilakukan selama libur. Kalau memang tidak bisa bepergian, anak tetap bisa memilih aktivitas yang mereka sukai di rumah,” tambahnya.
Neny juga menekankan meski liburan kerap dipandang sebagai masa bebas, pendampingan orang tua tetap diperlukan. Waktu luang yang lebih panjang perlu diarahkan agar anak tidak terpapar aktivitas atau informasi yang berisiko terhadap perkembangan dan keselamatannya.
“Orang tua perlu memfasilitasi aktivitas yang menggugah kreativitas anak, memberi kebebasan anak mengeksplorasi potensi positif, sekaligus tetap memantau aktivitas dan menjaga kesehatan anak, baik fisik maupun mental,” pungkasnya. (*)
Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi





.jpg)
