16 December 2025

Get In Touch

Menbud Luncurkan Buku Sejarah Berbasis Perspektif Nusantara

Menteri Kebudayaan Fadli Zon (lima kiri) dalam peluncuran buku “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” yang digelar di Jakarta, Minggu (14/12/2025) -Ant
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (lima kiri) dalam peluncuran buku “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” yang digelar di Jakarta, Minggu (14/12/2025) -Ant

JAKARTA (Lentera) -Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon meluncurkan buku “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” sebagai bagian dari upaya negara merawat memori kolektif dan memperkuat jati diri bangsa.

"Pembuatan buku ini merupakan bagian dari upaya negara merawat memori kolektif dan memperkuat jati diri bangsa melalui penulisan sejarah yang komprehensif, dengan perspektif nusantara," kata Fadli Zon saat menyampaikan sambutan di Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Ia menjelaskan, buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" disusun dalam 10 jilid yang memetakan perjalanan panjang bangsa Indonesia, mulai dari akar peradaban Nusantara, interaksi global dengan India, Tiongkok, Persia, Timur Tengah, hingga Barat, masa kolonial, pergerakan kebangsaan, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, konsolidasi negara, era Orde Baru, hingga reformasi dan konsolidasi demokrasi sampai 2024.

Menurut Fadli, buku ini tidak dimaksudkan sebagai satu-satunya rujukan sejarah, melainkan salah satu acuan di negara demokrasi.

Ia menyadari penulisan sejarah bersifat dinamis dan terbuka terhadap diskursus.

“Kalau sejarah kita ditulis lengkap, mungkin harus seratus jilid. Buku ini adalah highlight perjalanan bangsa,” katanya

Lebih lanjut Fadli Zon menegaskan buku sejarah tersebut disusun oleh para ahli dan bukan ditulis oleh pemerintah.

Ia menyebut, proses penulisan buku itu melibatkan 123 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di Indonesia yang difasilitasi oleh Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Sejarah.

“Ini ditulis oleh para ahlinya, sejarawan Indonesia. Kalau sejarawan tidak menulis sejarah, lalu bagaimana kita merawat memori kolektif bangsa kita?” katanya, dikutip Antara.

Ia menyampaikan, penulisan sejarah nasional merupakan amanat konstitusi, khususnya Pasal 32 ayat (1) UUD 1945, yang menegaskan peran negara dalam memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.

Fadli Zon mengatakan, kehadiran kembali Direktorat Sejarah menjadi fondasi penting dalam penulisan sejarah nasional.

Direktorat tersebut dihidupkan kembali setelah sebelumnya tidak aktif, seiring berdirinya Kementerian Kebudayaan pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Peluncuran buku ini juga menjadi bagian dari peringatan menuju 80 tahun Indonesia merdeka, sekaligus upaya menghadirkan pembacaan sejarah dari sudut pandang Indonesia, yang terbuka terhadap kritik dan masukan publik seiring berkembangnya kajian sejarah nasional.

“Buku sejarah ini diharapkan menjadi sarana merawat memori kolektif bangsa, memperkuat identitas, dan memahami Indonesia sebagai bagian dari arus global sejak masa lampau,” katanya (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.