SURABAYA (Lentera) - Ibu, bapak, dan anak menjadi penghafal Al-Qur’an mendapat perhatian khusus dalam wisuda penghafal di Masjid Nasional Al Akbar. Lilya Arifah (54) diwisuda bersama suaminya Abdul Kharis (62), dan anaknya Avida Sa'ya (32).
Satu keluarg ini berasal dari Sidoarjo. Perjalanannya hafaan mereka dimulai dari kelas tahsin, lalu tartil, tilawah, hingga akhirnya menuntaskan hafalan. Lilya berhasul menghafalkan 30 juz penuh. Sedangkan Abdul Kharis yang merupakan pensinan PNS berhasil menghafal 5 juz. Kemudian Avida tak mau kalah dengan sang ayah dan juga berbasil menghafal 5 juz.
Ketua Panitia Wisuda Akbar Griya Al-Qur’an ke-11, Falah Burhan, mengatakan hafalan mereka telah ditasmi’ dan diperdengarkan seluruhnya kepada penguji. "Tahun ini, ia (Lilya) diwisuda bersama suami dan anak-anaknya, menjadikan momen tersebut penuh kehangatan," katanya dalam keterangan yang diterima Selasa (9/12/2025).
Atas prestasi tersebut, Lilya mendapatkan reward umrah gratis sebagai bentuk apresiasi.
Sosok lain yang menjadi perhatian adalah Nur Ainy (77). Ia menjadi wisudawan tertua dari total 505 hafidz dan hafidzah yang dikukuhkan tahun ini dan berhasil menghafal 5 juz.
Keikutsertaan lansia dalam wisuda ini membuat banyak pihak terinspirasi. “Menghafal Al-Qur’an tidak mengenal batas usia. Bahkan yang sudah sepuh pun, jika punya niat dan tekad, Allah akan memudahkan,” tegas Falah.
Falah menambahkan bahwa antusiasme peserta tahun ini meningkat signifikan. Banyak yang berhasil naik level dari Tilawah ke Tahfidz, sehingga jumlah wisudawan bertambah dibanding tahun sebelumnya.
“Wisuda ini bukan hanya seremoni, tetapi momentum besar yang selalu ditunggu santri dan masyarakat umum yang sedang menghafal Al-Qur’an,” ujarnya.
Sebanyak 505 hafidz dan hafidzah dari berbagai daerah di Indonesia resmi dikukuhkan dalam Wisuda Akbar Griya Al-Qur’an ke-11. Wisuda ini menandai puncak perjalanan panjang mereka dalam menghafal Al-Qur’an, mulai dari kategori 1 juz hingga 30 juz.
Falah menjelaskan proses menuju wisuda ini bukanlah hal yang singkat. Para peserta harus mengikuti serangkaian tahapan mulai dari seleksi di setiap cabang atau mitra Griya Al-Qur’an, ujian tasmi’ sesuai kategori hafalan, hingga persiapan intensif sebelum akhirnya layak dinyatakan lulus.
“Acara ini adalah puncak dari perjalanan pembelajaran mereka. Sebelum bisa naik ke level tahfidz, mereka harus melewati tahsin, tartil, hingga tilawah. Wisuda ini menjadi bukti kesungguhan mereka,” ungkap Falah.
Tahun ini, para wisudawan datang dari rentang usia yang sangat luas, dari peserta termuda berusia 17 tahun hingga peserta tertua yang berusia 77 tahun dengan hafalan 5 juz.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, Griya Al-Qur’an juga menghadirkan dai nasional Ustaz Oemar Mita sebagai narasumber untuk memberikan motivasi kepada para penghafal Al-Qur’an tentang pentingnya menjaga hafalan sepanjang hayat.
“Semoga seluruh hafidz dan hafidzah dapat menjaga dan meningkatkan hafalan mereka. Cintai Al-Qur’an, baca setiap hari, hafalkan, tadabburi maknanya, dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi yang sudah selesai 30 juz, tingkatkan keilmuan dengan mengambil sanad qiroah seperti Hafs atau Hasyim,” ujarnya. (*)
Editor : Lutfiyu Handi





.jpg)
