Tak Gunakan BTT, Pembangunan Jembatan Bailey Sonokembang Sedot Anggaran Insidental Rp350 Juta
MALANG (Lentera) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menegaskan pembangunan jembatan bailey di Sonokembang, Kecamatan Blimbing, tidak menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Proyek tersebut justru menyedot anggaran insidental sebesar Rp350 juta yang dialokasikan Dinas PUPR-PKP.
"Awalnya kami rencanakan menggunakan BTT. Namun karena tidak ada wilayah yang terisolasi total, maka klausul kedaruratannya tidak terpenuhi. Untuk itu kami gunakan anggaran insidental yang ada di dinas, nilainya sekitar Rp350 juta," ujar Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, Senin (3/11/2025).
Ditambahkannya, anggaran tersebut digunakan untuk pekerjaan fondasi atau plendes, mobilisasi dan perakitan struktur jembatan bailey, serta pembongkaran jembatan lama yang ambruk.
Dandung juga menegaskan, informasi yang beredar di masyarakat mengenai nilai proyek yang disebut mencapai Rp2,5 miliar tidak benar. "Informasi yang beredar bahwa anggarannya mencapai Rp2,5 miliar itu tidak benar," tegasnya.
Dandung menjelaskan, pembangunan jembatan bailey ini merupakan instruksi langsung dari Wali Kota Malang untuk mempercepat pemulihan akses warga. Jembatan tersebut dipilih karena konstruksinya kuat dan umum digunakan sebagai jembatan sementara, terutama di lokasi dengan bentang sungai yang lebar.
"Hari ini mulai pekerjaan. Kami targetkan pekerjaan rampung dalam waktu 20 hari, agar warga segera dapat kembali beraktivitas dengan aman dan nyaman," katanya.
Sebelum pekerjaan dimulai, Dandung menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Ketua RW dan RT setempat, tokoh masyarakat, Babinsa, serta Bhabinkamtibmas. Koordinasi dilakukan untuk memastikan proses pembangunan berjalan tertib dan tidak menimbulkan gangguan sosial di lingkungan sekitar.
Selama proses pembangunan berlangsung, menurutnya, jembatan bambu yang sebelumnya dibangun swadaya oleh warga tetap difungsikan sebagai jalur alternatif. "Setelah jembatan bailey selesai dan bisa digunakan, barulah jembatan bambu akan dibongkar," katanya.
Selain membangun jembatan sementara, DPUPRPKP juga telah mengusulkan pembangunan jembatan permanen Sonokembang melalui anggaran tahun 2026 dengan nilai sekitar Rp5,3 miliar. Pembangunan jembatan baru tersebut direncanakan dimulai awal tahun depan setelah seluruh proses perencanaan dan penganggaran rampung.
"Jembatan permanen akan kita bangun baru, bukan diperbaiki. Lebarnya akan ditingkatkan dari 5,5 meter menjadi 7,5 meter dan dilengkapi trotoar di kedua sisi untuk pejalan kaki," terangnya.
Sementara itu, Ketua RW 05 Sonokembang, Miskun, mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam memulihkan akses warga.
"Ini yang ditunggu masyarakat, karena menjadi akses utama warga RW 5 dan sekitarnya. Harapannya jembatan yang baru nanti lebih kuat dan aman," katanya.
Miskun menambahkan, pihaknya telah mengoordinasikan warga untuk turut menjaga keamanan di sekitar lokasi proyek. Warga juga berkomitmen menjaga situasi tetap kondusif hingga pekerjaan selesai.
"Kalau pun ada kemacetan atau akses sedikit terganggu selama pembangunan, tidak masalah. Yang penting nanti setelah jembatan bailey selesai, mobilitas warga bisa kembali lancar," pungkasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu
Editor : Lutfiyu Handi




.jpg)
