YOGYAKARTA (Lentera) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang berstatus level III atau Siaga, kembali meluncurkan awan panas guguran sebanyak enam kali pada Minggu dengan jarak luncur maksimum 2.500 meter ke arah barat daya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso menyebutkan awan panas guguran, pertama terjadi pada pukul 11.04 WIB dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya.
"Estimasi jarak luncur 2.500 meter dengan amplitudo maksimum 59 mm, durasi 279,5 detik," ujarnya melalui keterangan resminya di Yogyakarta mengutip Antara, Minggu (2/11/2025),
Awan panas guguran kedua tercatat pada pukul 11.11 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya dengan amplitudo maksimal 50 mm, serta durasi 236,4 detik.
Berdasarkan laporan periode pengamatan pukul 06.00 - 12.00 WIB, menurut Agus, gunung api aktif itu juga mengeluarkan dua kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Sat/Putih dan Kali Krasak) dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter.
Awan panas guguran ketiga, lanjut Agus, terjadi pada pukul 14.27 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya, amplitudo maksimum 27 mm, dan durasi 197 detik.
Pada pukul 15.00 WIB, awan panas guguran keempat meluncur sejauh 1.500 meter dengan amplitudo maksimal 12,48 mm dan durasi 142,66 detik.
Kemudian awan panas guguran kelima tercatat pada pukul 16.08 WIB dengan jarak luncur 1.700 meter ke arah barat daya, amplitudo maksimum 34,7 mm, dan durasi 168,62 detik.
Berikutnya, pada pukul 17.21 WIB, awan panas guguran keenam terjadi dengan estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya, amplitudo maksimum 47,98 mm dan durasi 150,68 detik.
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," ujar Agus.
Hingga kini, BPPTKG tetap mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi guguran lava dan awan panas dapat berdampak pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong (maksimal 5 kilometer), serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 kilometer).
Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh maksimal 5 kilometer. Lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya
"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," tutur Agus Budi.
Editor: Arief Sukaputra




.jpg)
