 
     WASHINGTON (Lentera) -Operasi kemanusiaan di Jalur Gaza masih sangat terbatas meskipun gencatan senjata telah diberlakukan, kata juru bicara PBB pada Kamis (30/10), merujuk pada pembatasan yang terus dilakukan Israel serta infrastruktur yang rusak.
“Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan bahwa peningkatan operasi kemanusiaan terus dilakukan selama gencatan senjata, namun masih terkendala oleh pembatasan dan hambatan lainnya,” kata Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq, dalam konferensi pers.
Menurut OCHA, konvoi bantuan kerap mendapat perintah perubahan rute dari Israel selama tiga hari berturut-turut, memaksa mereka untuk melewati Koridor Philadelphi di sepanjang perbatasan dengan Mesir sebelum bergerak ke wilayah utara melintasi Jalan Pesisir yang padat dan sempit.
“Jalan ini sempit, rusak, dan sangat padat. Pergerakannya masih lambat, bahkan setelah Program Pangan Dunia (WFP) melakukan perbaikan. Diperlukan jalur penyeberangan tambahan dan rute internal untuk memperluas pengumpulan serta distribusi bantuan,” ujarnya.
Terkait situasi di Tepi Barat yang diduduki, Haq menyampaikan bahwa Deputi Koordinator Khusus dan Koordinator Kemanusiaan untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Ramiz Alakbarov, mengunjungi wilayah Ramallah untuk menyoroti tantangan yang dihadapi para petani selama musim panen zaitun.
“Sepanjang Oktober ini, tercatat 126 serangan oleh pemukim yang berkaitan dengan panen zaitun, yang menyebabkan korban luka atau kerusakan di 70 desa,” katanya, mengutip data OCHA sebagaimana dikutip Antara.
Haq menambahkan bahwa para petani diserang, sementara hasil panen serta peralatan mereka juga dicuri.
Selain itu, dilaporkan pula bahwa lebih dari 4.000 pohon zaitun dilaporkan dirusak, dan 124 warga Palestina mengalami luka-luka (*)
Editor: Arifin BH




.jpg)
