 
      JAKARTA (Lentera) - Indonesia mendapatkan 221.000 kuota untuk penyelenggaraan haji 2026 dari Kerajaan Arab Saudi. Untuk haji 2026 akan menjadi yang pertama dalam menerapkan penyamarataan masa tunggu berangkat haji, yakni 26 tahun.
Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menjelaskan, kuota tersebut terbagi menjadi haji reguler dan haji khusus, sesuai Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
“Haji reguler sebanyak 92 persen dari 221.000 menjadi 203.320 jamaah. Haji reguler dibagi ke pembimbing KBIHU 685 orang, dan Petugas Haji Daerah (PHD) 1.050 orang. Maka reguler murni menjadi 201.585 orang,” ujar Marwan dalam rapat kerja bersama Kementerian Haji dan Umrah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (29/10/2025).
Adapun haji khusus berjumlah 8 persen atau sekitar 17.680 jemaah, sehingga total keseluruhan kuota Indonesia tahun 2026 mencapai 221.000 jamaah.
Kuota reguler yang berjumlah 203.320 jamaah tersebut kemudian dibagikan ke seluruh provinsi di Indonesia.
Sebaran kuota ini telah disetujui Komisi VIII saat rapat kerja bersama Panja Haji dari pemerintah di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (29/10/2025).
Masa Tunggu 26 Tahun
Marwan mengatakan, penyamarataan masa tunggu haji juga akan diterapkan di seluruh provinsi menjadi 26 tahun, demi menciptakan keadilan bagi seluruh calon jamaah.
“Ada aspek keadilan, seluruh provinsi dan seluruh jamaah daftar tunggunya menjadi sama,” ujarnya.
Sebelumnya, masa tunggu keberangkatan jemaah haji bervariasi. Ada yang 15 tahun hingga 40 tahun. Dengan adanya perubahan ini, dampaknya terlihat pada kuota jemaah haji setiap provinsi.
Berikut sebaran kuota haji 2026 per provinsi setelah masa tunggu disamaratakan jadi 26 tahun, berdasarkan data Komisi VIII DPR RI:
- Aceh: 5.426
- Sumut: 5.913
- Sumbar: 3.928
- Riau: 4.682
- Jambi: 3.276
- Sumsel: 5.895
- Bengkulu: 1.354
- Lampung: 5.827
- DKI Jakarta: 7.819
- Jabar: 29.643
- Jateng: 34.122
- DI Yogyakarta: 3.748
- Jatim: 42.409
- Bali: 698
- NTB: 5.798
- NTT: 516
- Kalbar: 1.855
- Kalteng: 1.559
- Kalsel: 5.187
- Kaltim: 3.189
- Sulut: 402
- Sulteng: 1.753
- Sulsel: 9.670
- Sultra: 2.063
- Maluku: 587
- Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan: 933
- Bangka belitung: 1.077
- Banten: 9.124
- Gorontalo: 608
- Malut: 785
- Kepulauan Riau: 1.085
- Sulbar: 1.450
- Papua Barat dan Papua Barat Daya: 447
- Kalimantan Utara: 489
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber




.jpg)
