28 October 2025

Get In Touch

Kenali Gejala Bronkitis yang Dialami Emil Dardak

Wagub Jatim Emil Dardak (istimewa)
Wagub Jatim Emil Dardak (istimewa)

SURABAYA (Lentera) - Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur, mengumumkan bahwa hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan indikasi suspek bronkitis. 

Dalam unggahannya di Instagram, Emil menjelaskan bahwa aktivitas intensif belakangan ini dan paparan terhadap faktor-faktor yang mengganggu saluran pernapasan kemungkinan menjadi penyebab kondisi tersebut. 

Karena kondisi ini, ia terpaksa absen dari beberapa agenda resmi, dan menyerukan agar masyarakat di Jawa Timur lebih menjaga kesehatan, mengingat adanya peningkatan kasus penyakit saluran pernapasan akibat perubahan cuaca. 

Kabar ini sekaligus menjadi pengingat bahwa bronkitis bukan sekadar “batuk biasa”, melainkan kondisi yang memerlukan perhatian terutama ketika dibiarkan berlarut-larut atau dialami oleh orang dengan faktor risiko tinggi.

Apa Itu Bronkitis?

Menurut sumber medis, bronkitis adalah kondisi peradangan pada dinding saluran bronkus yaitu pipa yang menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru. 

Peradangan ini dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau menjadi kronis dengan durasi lama dan berulang. 

Pada bronkitis akut, biasanya penyebabnya infeksi virus dan gejalanya dapat hilang dalam beberapa minggu. Sementara bronkitis kronis lebih serius: gejala muncul hampir tiap hari selama minimal 3 bulan dalam 1 tahun atau berulang selama 2 tahun berturut-turut.

Gejala Bronkitis

Secara umum, gejala bronkitis ditandai dengan batuk-batuk, nyeri tenggorokan, rasa lelah, demam, dan rasa tidak nyaman di dada.

Namun, secara spesifik, terdapat beberapa perbedaan gejala antara bronkitis akut dan kronis. Berikut adalah gejala bronkitis akut dan kronik.

Selain itu, terdapat beberapa perbedaan gejala antara bronkitis akut dan kronis. Berikut penjelasan mengenai gejala kedua tipe bronkitis tersebut.

Bronkitis Akut

Bronkitis akut biasanya ditandai dengan batuk kering yang kemudian berubah menjadi berdahak, nyeri dada, sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, dan kelelahan. Gejala lain yang sering muncul meliputi nyeri otot, meriang, mata berair, sesak napas, serta napas berbunyi atau mengi.

Bronkitis Kronis

Sementara itu, bronkitis kronis ditandai dengan gejala yang berlangsung lama dan sering kambuh. Penderita biasanya mengalami kelelahan terus-menerus, demam ringan, serta rasa meriang. Selain itu, muncul rasa tidak nyaman di dada, bau mulut, dan perubahan warna kulit atau bibir menjadi kebiruan akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah. Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengalami pembengkakan pada kaki atau edema perifer sebagai tanda gangguan sirkulasi akibat masalah pernapasan yang berkepanjangan.

Penyebab dan Faktor Risiko

Bronkitis dapat disebabkan oleh dua kategori utama, infeksi dan iritasi non-infeksi.

Infeksi, virus (seperti influenza, RSV, rhinovirus) dan kadang bakteri (Mycoplasma pneumoniae, Bordetella pertussis) bisa memicu bronkitis. 

Iritasi non-infeksi, paparan asap rokok (aktif atau pasif), polusi udara, bahan kimia, serta debu di lingkungan kerja. 

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena bronkitis antara lain: merokok atau terpapar asap rokok, sering terpapar debu dan iritan di lingkungan kerja, usia di bawah 5 tahun atau di atas 40 tahun, sistem kekebalan tubuh melemah, serta riwayat penyakit paru atau kondisi medis lainnya. 

Terkait kasus Emil Dardak, aktivitas intensif dan paparan pada lingkungan pekerjaan yang rentan terhadap gangguan saluran napas disebut sebagai faktor yang mungkin memicu kondisi suspek bronkitis. 

Mengapa Kondisi Ini Penting?

Bronkitis, khususnya jika bersifat kronis atau sering kambuh, bisa menimbulkan komplikasi serius seperti Pneumonia, sesak napas berat, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 

Oleh karena itu, mengenali gejala lebih awal dan melakukan tindakan tepat sangat penting baik untuk individu yang aktif seperti pejabat publik maupun masyarakat umum.

Cara Mengobati 

Terdapat sedikit perbedaan antara cara mengobati bronkitis akut dan kronis. Berikut penjelasan mengenai pengobatan kedua jenis bronkitis tersebut.

Bronkitis Akut

Sebenarnya, bronkitis akut dapat sembuh dengan sendirinya selama beberapa minggu. Anda hanya perlu banyak istirahat dan minum air putih untuk meringankan gejala bronkitis akut.

Agar istirahat lebih optimal, Anda juga bisa menggunakan pelembap udara atau humidifier atau mandi dengan air hangat.

Pengobatan bronkitis umumnya disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan gejalanya. Dokter dapat meresepkan antibiotik jika terdeteksi adanya infeksi bakteri sebagai pemicu utama. Selain itu, penggunaan obat inhaler dapat diberikan apabila pasien mengalami suara mengi, memiliki riwayat asma, atau alergi. Pasien juga dianjurkan untuk mengonsumsi obat lain sesuai petunjuk dan pengawasan dokter agar proses pemulihan berjalan optimal serta terhindar dari komplikasi.

Bronkitis Kronis

Sementara itu, bagi penderita bronkitis kronis, dokter biasanya akan menyarankan pengobatan yang lebih intensif untuk membantu memperbaiki fungsi pernapasan. Pengobatan tersebut meliputi konsumsi obat golongan bronkodilator dan antiradang guna melebarkan saluran napas serta mengurangi peradangan. 

Selain itu, terapi oksigen dapat diberikan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah, terutama pada pasien dengan gangguan pernapasan berat. Dalam beberapa kasus, rehabilitasi paru juga dianjurkan untuk melatih pola napas dan memperkuat daya tahan tubuh agar kualitas hidup penderita dapat meningkat.

Cara Mencegah

Untuk mencegah penyakit bronkitis, ada beberapa langkah sederhana namun penting yang dapat dilakukan. Mulailah dengan berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok, karena keduanya merupakan faktor utama penyebab iritasi pada saluran pernapasan. Hindari juga paparan zat berbahaya atau bahan kimia yang dapat mengiritasi paru-paru, serta gunakan masker yang menutupi hidung dan mulut ketika berada di lingkungan berdebu atau terpapar polusi. 

Selain itu, biasakan mencuci tangan secara rutin untuk mencegah penyebaran infeksi, dan pastikan Anda menerima vaksin flu secara berkala. Bagi yang berusia di atas 65 tahun, vaksin pneumonia juga sangat disarankan. Jangan lupa untuk selalu menutup mulut saat batuk atau bersin agar tidak menularkan penyakit kepada orang lain. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.