01 November 2025

Get In Touch

UB Bersama BSMI Berikan Beasiswa PPDS Dokter asal Palestina

Perjanjian Kerja Sama (PKS) pemberian beasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) antara UB dan BMSI kepada Dokter asal Palestina, Senin (27/10/2025). (dok. Humas UB)
Perjanjian Kerja Sama (PKS) pemberian beasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) antara UB dan BMSI kepada Dokter asal Palestina, Senin (27/10/2025). (dok. Humas UB)

MALANG (Lentera) - Universitas Brawijaya (UB) bersama Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menandatangani perjanjian kerja sama, pemberian beasiswa bagi dokter asal Palestina, untuk melanjutkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran UB.

Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional BSMI, Muhammad Djazuli Ambari menjelaskan program ini merupakan bentuk dukungan terhadap tenaga medis Palestina, yang kehilangan kesempatan menempuh pendidikan lanjutan akibat hancurnya fasilitas kampus di Gaza.

"Beasiswa ini ditujukan bagi dokter-dokter Palestina yang kesulitan untuk melanjutkan pendidikan. Untuk tahap awal ini kami masih memproses satu orang, dan insyaAllah akan menyusul lainnya hingga total lima orang," ujar Djazuli, Senin (27/10/2025).

Melalui program tersebut, menurutnya para penerima beasiswa akan mendapatkan dukungan penuh selama masa studi. Meliputi biaya pendidikan, biaya matrikulasi, biaya tempat tinggal, biaya kartu izin tinggal terbatas (KITAS), biaya kursus Bahasa Indonesia, serta asuransi kesehatan.

"UB akan menanggung biaya pendidikan, sedangkan kebutuhan hidup sehari-hari akan didukung oleh donasi masyarakat Indonesia yang dihimpun oleh BSMI," katanya. Djazuli menyebut, skema ini diharapkan dapat membantu dokter-dokter Palestina menuntaskan pendidikan spesialis dan kembali mengabdi di tanah kelahiran mereka.

Sementara itu, Ketua UB-Palestine Solidarity, Prof. Dr. dr. Loeki Enggar Fitri, M.Kes., Sp.ParK. menyampaikan inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen UB, dalam menjalankan misi kemanusiaan global.

"Beasiswa ini bukan sekadar bantuan pendidikan, tetapi juga simbol persaudaraan antarbangsa. Pendidikan diyakini mampu menjadi jembatan kemanusiaan lintas batas," ujarnya.

Dalam pelaksanaannya, UB akan memberikan dukungan penuh melalui Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Budaya, Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, serta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI.

Sebelum memulai pendidikan spesialis, Loeki mengatakan, calon penerima beasiswa akan menjalani pelatihan Bahasa Indonesia selama enam bulan. Program studi spesialis dijadwalkan dimulai pada Juni 2026.

Dikatakannya, dokter Palestina pertama yang menerima beasiswa ini adalah Dr. Reema, yang turut hadir dalam acara penandatanganan kerja sama antara UB dan BSMI.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc menyampaikan apresiasi atas kolaborasi UB dan BSMI dalam memperkuat solidaritas kemanusiaan melalui pendidikan.

"UB berkomitmen untuk berkontribusi dalam bidang kemanusiaan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga bagi masyarakat dunia, termasuk Palestina. Semoga kerja sama ini membawa manfaat bagi kemanusiaan," tutur Widodo.

Ia menambahkan, kerja sama antara UB dan BSMI diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi upaya memperbaiki kondisi sumber daya manusia di Palestina, khususnya di sektor kesehatan.


Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.