28 October 2025

Get In Touch

Kenali Influenza A, Virus yang Sering Jadi Ancaman Global

Ilustrasi
Ilustrasi

SURABAYA (Lentera) - Apakah Anda pernah penasaran tentang apa itu influenza A dan mengapa sering dianggap berbahaya? Influenza A adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh infeksi virus influenza A, yang menyerang saluran pernapasan atas seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. 

Virus ini dikenal sebagai penyebab utama pandemi global karena kemampuannya bermutasi dengan cepat, menjadikannya ancaman serius bagi kesehatan. Influenza A dapat menginfeksi manusia maupun berbagai jenis hewan. 

Oleh karena itu, memahami karakteristik virus ini, mulai dari gejala hingga cara penularannya, sangat penting untuk mengambil langkah pencegahan dan penanganan yang tepat.

Mengenal Virus Influenza A

Virus influenza A adalah patogen penyebab flu musiman pada manusia, muncul akibat infeksi yang menyerang sistem pernapasan. Memahami virus ini sangat penting untuk kewaspadaan kesehatan. Termasuk dalam famili Orthomyxoviridae dan genus Alphainfluenzavirus, influenza A merupakan virus RNA beruntai tunggal dengan delapan segmen, berpolaritas negatif, dan berselubung lipid, struktur yang memungkinkannya beradaptasi dengan cepat. 

Subtipe virus ditentukan oleh kombinasi protein permukaan hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N), dengan 18 antigen H (H1-H18) dan 11 antigen N (N1-N11) yang telah diidentifikasi; contoh yang umum pada manusia adalah H1N1 dan H3N2. 

Tingginya kemampuan mutasi memungkinkan munculnya strain baru yang kebal terhadap kekebalan tubuh, serta memfasilitasi lompatan antar spesies, termasuk manusia, burung, dan mamalia seperti babi, kuda, anjing, dan kelelawar, dengan burung air liar sebagai reservoir

Gejala dan Cara Penularan 

Gejala influenza A biasanya muncul secara mendadak dan cenderung lebih parah dibanding flu biasa, sehingga penting bagi Anda untuk mengenalinya agar bisa segera mendapatkan penanganan. 

Gejala umum meliputi demam tinggi, menggigil, batuk kering, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, serta kelelahan, sering disertai hidung tersumbat atau berair. Pada beberapa kasus, terutama pada anak-anak, mual, muntah, atau diare juga dapat muncul. 

Virus influenza A menular melalui percikan air liur atau droplet saat penderita batuk, bersin, atau berbicara, yang bisa dihirup atau menempel pada permukaan benda; penularan juga terjadi lewat kontak langsung dengan permukaan terkontaminasi lalu menyentuh wajah. 

Penderita dapat menularkan virus mulai satu hari sebelum gejala muncul hingga 5-7 hari sesudahnya, dengan tingkat penularan tertinggi pada hari kedua dan ketiga, sehingga menjaga jarak dan kebersihan sangat penting.

Komplikasi dan Langkah Pencegahan 

Meskipun sebagian besar kasus influenza A dapat sembuh dengan sendirinya, infeksi ini berisiko menimbulkan komplikasi serius, terutama pada kelompok rentan. Komplikasi yang mungkin muncul meliputi pneumonia, bronkitis, sinusitis, infeksi telinga, serta memburuknya penyakit kronis seperti gagal jantung. 

Kelompok yang berisiko tinggi mencakup lansia, anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan kondisi kronis seperti asma, diabetes, atau gangguan jantung, sehingga mereka perlu lebih waspada dan menerapkan langkah pencegahan tambahan. Vaksinasi tahunan merupakan cara paling efektif untuk mencegah influenza A, karena membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap strain virus yang beredar.

Selain itu, Anda dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan lain, seperti sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir merupakan langkah penting untuk menjaga kebersihan diri dan mencegah penyebaran penyakit. 

Selain itu, hindari menyentuh wajah, terutama area mata, hidung, dan mulut, karena bagian tersebut menjadi jalur masuk utama bagi kuman. Saat batuk atau bersin, tutuplah mulut dan hidung menggunakan tisu atau siku bagian dalam untuk mencegah penyebaran droplet ke sekitar. Jaga jarak dan hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit agar risiko penularan dapat diminimalkan. 

Jangan lupa juga untuk rutin membersihkan serta mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh. Terakhir, terapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan beristirahat cukup agar daya tahan tubuh tetap kuat.

Pengobatan influenza A bertujuan meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Istirahat cukup, minum banyak cairan, dan konsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu. Dokter juga mungkin meresepkan obat antivirus seperti oseltamivir jika pengobatan dimulai dalam 48 jam pertama setelah gejala muncul.

Macam-macam Virus Influenza

Influenza Tipe B

Berbeda dari tipe A, influenza tipe B umumnya hanya menyebabkan epidemi musiman pada manusia dan belum pernah menimbulkan pandemi. Virus ini terutama menginfeksi manusia, meski pernah ditemukan juga pada hewan seperti anjing laut dan babi. Tidak memiliki subtipe seperti tipe A, influenza B terbagi menjadi dua garis keturunan antigenik, yakni B/Victoria dan B/Yamagata. Dengan laju mutasi yang lebih lambat, virus ini lebih stabil secara genetik, sehingga tidak mengalami perubahan besar yang dapat memicu pandemi.

Gejala influenza tipe B serupa dengan tipe A, seperti demam, nyeri tubuh, menggigil, sakit kepala, pilek, batuk, dan sakit tenggorokan. Meski umumnya lebih ringan, influenza B dapat menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia atau bronkitis, terutama pada anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi medis tertentu. Karena itu, pencegahan melalui vaksinasi flu musiman yang melindungi dari strain influenza A dan B sangat dianjurkan untuk memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh.

Influenza Tipe C dan D

Selain tipe A dan B, influenza tipe C jarang terdeteksi dan umumnya hanya menyebabkan infeksi ringan, seperti pilek atau infeksi saluran pernapasan atas, meski pada anak di bawah dua tahun bisa memicu kasus lebih serius seperti gastroenteritis atau pneumonia. Virus ini memiliki karakteristik genetik berbeda dengan tujuh segmen genom dan glikoprotein permukaan unik hemagglutinin-esterase fusion (HEF), serta tingkat evolusi antigenik yang lebih lambat. Influenza C terutama menginfeksi manusia, tetapi juga ditemukan pada babi dan unta dromedari, sehingga meski ringan, virus ini tetap bagian dari keluarga influenza.

Sementara itu, influenza tipe D sebagian besar ditemukan pada hewan, terutama sapi dan babi, serta juga terdeteksi pada kuda dan ruminansia kecil seperti kambing dan domba. Ditemukan pertama kali pada 2011, virus ini memiliki karakteristik genetik mirip influenza C dengan tujuh segmen genom dan glikoprotein HEF tunggal. Hingga kini, influenza D belum diketahui menimbulkan penyakit pada manusia, meski beberapa pekerja peternakan menunjukkan adanya paparan. Memahami keempat jenis virus influenza A, B, C, dan D memberikan gambaran lengkap tentang variasi penyakit influenza di dunia. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.