02 November 2025

Get In Touch

Ketua Komisi A: Membangun Kemandirian Ekonomi Gen Z di Surabaya Harus Berdampak

Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya Yona Bagus Widyatmoko.
Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya Yona Bagus Widyatmoko.

SURABAYA (Lentera) -Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, meminta agar program intervensi Gen Z yang dianggarkan dalam APBD 2026 benar-benar diarahkan untuk membangun kemandirian ekonomi anak muda. Ia mengingatkan pemerintah kota (Pemkot) agar tidak menjadikan program ini sebatas kegiatan seremonial tanpa dampak jangka panjang.

“Pemerintah kota insyaallah menganggarkan sekitar Rp47 miliar untuk intervensi Gen Z di tahun 2026. Tujuannya tentu untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, serta menumbuhkan kemandirian di kalangan anak muda,” kata Yona usai pembahasan R-APBD 2026 bersama Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Bapemkesra), Kamis (23/10/2025).

Anggota dewan yang akrab disapa Cak Yebe ini menjelaskan, dana tersebut akan disalurkan melalui kecamatan dengan alokasi sekitar Rp35 juta per RW per tahun. Ia menegaskan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada ketelitian camat dan lurah dalam menyeleksi proposal kegiatan.

“Kami menekankan agar para camat dan lurah tidak gegabah atau tergesa-gesa menyetujui proposal tanpa kajian yang matang. Proposal yang disetujui harus punya keberlanjutan, bukan yang hanya ikut tren sesaat,” ucapnya.

Menurut Yona, kegiatan yang dibiayai dari program intervensi Gen Z sebaiknya berbasis kelompok dan mendorong kemandirian ekonomi, seperti urban farming, kuliner, maupun usaha digital. Ia mencontohkan keberhasilan urban farming di wilayah Rungkut yang telah mampu memasok hasil panen ke toko-toko modern.

“Hasil urban farming bisa disuplai ke toko modern dan itu menumbuhkan ekonomi. Ini yang kami dorong jadi benchmarking bagi RW lainnya,” tuturnya.

Politisi dari Fraksi Gerindra ini juga menekankan pentingnya pelatihan yang disertai dengan pemberian modal usaha agar program tidak berhenti pada tataran teori. Penggabungan dana antar-RW, kata dia, bisa menjadi alternatif untuk membiayai kegiatan dengan kebutuhan modal yang lebih besar namun berdampak panjang.

“Jangan hanya ikut tren tanpa memperhitungkan umur usaha. Misalnya, usaha kuliner memang ramai, tapi berapa banyak SWK yang hidup segan mati tak enak,” kata Yona.

Ia juha mengingatkan agar intervensi Gen Z tidak menciptakan pola pikir instan di kalangan anak muda. Menurutnya, generasi muda harus dibiasakan melalui proses agar tumbuh menjadi wirausahawan yang tangguh.

“Ajari adik-adik kita menjalani proses, bukan sekadar mengejar hasil. Jangan biasakan mereka hanya menerima bantuan sampai mentalnya menjadi mental meminta,” tegasnya.

Yona memastikan DPRD akan melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan program tersebut. Selain itu, pihaknya mendorong uji coba model atau trial and error sebelum program dijalankan secara penuh.

“Insyaallah kalau program ini berjalan seperti yang kami harapkan, akan lahir banyak wirausaha muda di Surabaya. Ini bisa menjadi ledakan positif bagi ekonomi kota,” tutupnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.