 
      GRESIK (Lentera) - Sebanyak 36 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari lingkungan Pemerintah Kabupaten Gresik berhasil mendapatkan gelar profesi Insinyur, setelah lulus dari Program Studi Profesi Insinyur di Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya. Program keprofesian ini kolaborasi antara Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Gresik bersama Pemkab Gresik dan UKWM Surabaya.
Ketua PII Cabang Gresik, Awang Djohan Bachtiar di Gresik, Rabu (22/10/2025) menyampaikan apresiasi atas diraihnya gelar profesi Insinyur oleh ASN Pemkab Gresik. Dikatakannya, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, setiap Sarjana Teknik yang ingin melakukan praktik keinsinyuran wajib mengikuti pendidikan profesi Insinyur dan memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI).
"Menempuh jalur profesional dalam hal ini Insinyur merupakan kebutuhan penting untuk menghindari terjadinya malpraktik. Khususnya yang bergerak di bidang konstruksi. Program pendidikan profesi ini sekaligus menjadi upaya PII Cabang Gresik untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas Insinyur agar mampu bersaing di pasar global," ujar Awang.
Ia pun berharap, lebih banyak lagi lulus teknik yang menempuh pendidikan profesi Insinyur, baik dari lingkungan Pemkab Gresik maupun industri di Gresik yang jumlahnya mencapai 1.151 untuk skala menengah dan besar. Dengan demikian, tambah Awang, semakin banyak lagi lulusan Insinyur yang mampu mengoptimalkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberikan nilai tambah dan daya guna secara berkelanjutan.
"Lulusan kali ini merupakan angkatan pertama dari kerja sama PII Cabang Gresik dengan UKWM Surabaya yang dimulai sejak tahun lalu. Kami berharap semakin banyak lagi yang akan mengikuti program ini di tahun-tahun berikutnya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah PII Jawa Timur, Gentur Prihatono memberikan apresiasi kepada PII Cabang Gresik yang aktif memberikan kontribusi bagi peningkatan kompetensi Insinyur di wilayahnya. Iapun berharap program kolaborasi ini dapat menginspirasi PII di cabang atau daerah lain, sehingga semakin banyak lulusan Insinyur yang dicetak dan siap memberikan kontribusi untuk masyarakat dan negara.
"Insinyur harus mempunyai nilai tambah dan bermanfaat bagi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Jika di daerahnya ada permasalahan keteknikan, Insinyur harus segera merespon cepat untuk memberikan kontribusi sesuai keahliannya. Semoga semakin banyak lagi lulusan profesi Insinyur," tandasnya.
Sementara itu, diantara lulusan profesi Insinyur ada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gresik, Achmad Washil Miftahul Rachman. Ia menjelaskan bahwa program pendidikan profesi Insinyur ini pertama kali ada di lingkungan Pemkab Gresik.
"Ini akan ada periode kedua. Kita harapkan di tahun 2026 akan banyak lagi dari teman-teman Pemerintah Kabupaten Gresik yang mengikuti program ini," tandasnya.
Ia memastikan akan berkoordinasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) agar lulusan Insinyur semakin banyak lagi, khususnya yang bergerak di jasa konstruksi. Sehingga pembangunan di Kabupaten Gresik semakin optimal lagi.
Sementara itu jumlah lulusan Program Studi Profesi Insinyur UKWM Surabaya tahun ini sebanyak 113 wisudawan. Dari ratusan wisudawan ini, 15 diantaranya menempuh jalur reguler, 98 lainnya menempuh jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)
RPL diperuntukkan bagi yang sudah berpengalaman dengan lama pendidikan selama satu semester. Sementara yang reguler dua semester.
Adapun dari lulusan ini, satu diantaranya telah memperoleh Sertifikat Insinyur Profesional dan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI). Diharapkan lulusan ini segera memproses keduanya.
Rektor UKWM Surabaya, Sumi Wijaya mengatakan, Insinyur memiliki tanggung jawab besar untuk membangun peradaban. Keahlian insinyur akan menentukan kualitas infrastruktur, ketahanan energi, dan keberlanjutan lingkungan kita.
Ia menjelaskan, insinyur dalam menjalankan profesinya dituntut untuk inovatif, berintegritas, serta mengutamakan keselamatan dan keberlanjutan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang muncul. Sehingga mampu berkontribusi positif di tengah masyarakat.
"Ide dan solusi teknis insinyur ditunggu untuk menyelesaikan masalah-masalah kompleks di tengah masyarakat. Kita membutuhkan insinyur yang tidak hanya kompeten secara teknis, tapi juga adaptif, kolboratif dan memiliki wawasan global," ujarnya.
Reporter: Asepta/Co-Editor: Nei-Dya
.




.jpg)
